• Sabtu, 20 April 2024

Rusuh, Massa HMI Baku Hantam dengan Pegawai BBWS Mesuji

Rabu, 20 Februari 2019 - 19.59 WIB
162

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Aksi demonstrasi massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bandar Lampung diwarnai baku hantam dengan pegawai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada Rabu (20/2) sekitar pukul 14.00 WIB.

Akibat dari kerusuhan tersebut, salah satu pegawai BBWS Mesuji mengalami luka di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit, dan beberapa mahasiswa mengalami luka-luka, serta kaca kantor pecah diduga terkena lemparan benda keras.

Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung Husni Mubarak mengaku pihaknya akan melapor ke aparat atas bentrokan yang terjadi. Dikarenakan beberapa kader HMI juga menjadi korban pemukulan. Dirinya juga membenarkan adanya pihak dari BBWS Mesuji yang mengalami luka-luka.

"Tadi sudah dilerai, tapi dari samping ada yang keluar terus dari depan juga kami dikepung. Kami inventarisir banyak kader kita yang dipukuli, kami segera visum, dan laporkan ke aparat," ungkapnya.

Husni menambahkan, aksi kali ini dilakukan bertujuan untuk meminta kepada pihak berwenang seperti Kejati Lampung, BPN Provinsi Lampung dan Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung bertindak tegas dalam berbagai masalah besar terkait pembebasan ganti rugi lahan. Salah satunya ketimpangan pembayaran Bendungan di Way Bekarang Desa Sumberrejo Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur, yang hingga saat ini tidak tuntas.

"Kami hanya meminta ketegasan dari pihak berwenang, karena meskipun dalam kasus itu sudah ada tersangka penyalahgunaan wewenang dan pemalsuan surat, masih saja penanganannya sangat terkesan lambat. Jangan sampai ada upaya dari pihak BBWS, dan juga ada pembiaran dari pihak aparat," ujarnya.

Sementara Pejabat Penyidik Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementrian PUPR Yusen Kaisalin menilai aksi demonstrasi yang dilakukan kader HMI salah alamat. Pasalnya bila mengacu surat masalah terkait validasi pembebasan lahan bukan dalam ranah direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Dirinya juga tidak mengetahui dengan adanya aksi ini.

"Saya tidak tahu apabila ada aksi, maka personil kami gak tahu kedatangan massa, saya berfikir apakah ada pemberitahuan sebelumnya, kalau ada biasanya polisi berjaga, karena massa aksi yang berjumlah 50 orang itu langsung masuk ke halaman yang bukan peruntukan demonstrasi," ujarnya.

Yusen juga menerangkan, pihaknya juga akan membawa masalah ini ke ranah hukum, mengingat ada 4 pegawai mengalami luka-luka lebam dan ada satu orang mengalami pecah pada bagian kepala.

"Kalau yang sudah melakukan penganiayaan kami lanjutkan proses hukum, dan soal kaca pecah tentu pimpinan akan melaporkan tentang perusakan," tandasnya.

Sementara Kapolsek Teluk Betung Selatan Kompol Yana mengatakan, awalnya saat aksi sedang berlangsung sempat terjadi keributan antara massa pengunjuk rasa dengan pegawai Balai Besar yang dipicu dari aksi provokasi oleh pihak pegawai balai besar (security) yang mencoba mendorong massa pengunjuk rasa.

"Nah karena tidak terima dengan dorongan security tersebut, para kader HMI mencoba untuk memukul secara beramai ramai terhadap security. Pas kejadian tersebut langsung kita (personil Polsek Telukbetung Selatan) mencoba melerai," kata dia.

Tak lama dari itu, diduga kembali terjadi aksi provokasi oleh pihak Pegawai Balai Besar. Mereka keluar dari pintu samping secara damai, dan menantang para kader HMI tersebut hingga terjadi keributan dan aksi saling pukul. Akibatnya, satu pegawai atas nama Rasdam mengalami luka di bagian kepala, dan kaca kantor sempat pecah terkena lemparan batu.

"Korban sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan massa sudah membubarkan diri," katanya. (Sule)

Editor :