• Jumat, 26 April 2024

Satu Lagi Destinasi Wisata Andalan Lampung Barat, Negeri Diatas Awan Selera Wisata Milenial

Minggu, 03 Maret 2019 - 19.28 WIB
2.9k

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Objek wisata negeri di atas awan atau yang dikenal juga dengan nama Bukit Gerday Bawang Bakung merupakan salah satu keindahan dari sekian banyak objek wisata yang ada di kabupaten Lampung Barat (Lambar), maka tak heran jika lokasi ini menjadi pilihan kaum milenial dalam menghabiskan waktu libur sekolah khusus nya pada hari Sabtu dan Minggu.

Negeri di atas awan yang berlokasi di Pekon (Desa) Negeri ratu kecamatan Batu Brak kabupaten Lambar ini banyak di kunjungi wisatawan baik lokal, nusantara bahkan mancanegara, Bukit Gerday menyuguhkan pemandangan kota Liwa dan sekitarnya dari ketinggian sehingga kota Liwa yang terkenal akan adat istiadat budaya yang masih kental ini terlihat di selimuti kabut tebal. Selain itu pengunjung juga akan dimanjakan dengan pemandangan gunung Pesagi yang merupakan gunung tertinggi di Provinsi Lampung.

Selain gunung tertinggi di tanah Lampung, kaki gunung ini juga diyakini sebagai lokasi Kerajaan Sekala Brak yang merupakan keturunan etnis Lampung, dari objek wisata Bukit Gerdai Bawang Bakung inilah pengunjung akan melihat keindahan dan gagahnya gunung Pesagi yang menjulang tinggi seperti tampak di depan mata bahkan seperti bisa di genggam.

Tak hanya itu, dari atas bukit pengunjung juga bisa melihat gunung Seminung, dan di sepanjang perjalanan menuju destinasi lokasi wisata, pengunjung akan menyaksikan secara langsung aktivitas warga di kiri kanan jalan, di depan rumah-rumah yang masih tradisional, bahkan tak jarang pengunjung akan disapa warga dengan ramahnya.

Untuk jarak tempuh menuju lokasi objek wisata ini hanya membutuhkan waktu selama 20 sampai 30 menit saja dari pusat kota Liwa. Namun meski kondisi jalan sudah dibangun dan di beton akan tetapi disarankan untuk menggunakan kendaraan roda dua saja, pasalnya jika menggunakan kendaraan roda empat cukup berbahaya, mengingat jalan tanjakan yang cukup tinggi dan badan jalan yang tidak terlalu lebar.

Tempat wisata ini biasanya banyak di kunjungi pengunjung ketika pagi hari setelah subuh hingga jam 9 pagi dan pada sore hari, tak jarang juga pengunjung yang memasang tenda dan bermalam di lokasi.

Henri, salah satu pengunjung mengatakan jika dia bersama kerabatnya dari dari kecamatan Balik Bukit sengaja mendatangi Bukit Gerdai demi menyaksikan keindahan Sunrise dari atas bukit Gerdai. Selain menyaksikan, Henri mengaku jika mereka juga tak lupa mengabadikan momen indah itu, dirinya meyakini bahwa objek wisata yang ada di kabupaten Lambar sulit ditemui di tempat lain.

"Demi mendapatkan spot foto yang bagus, kami berangkat jam 05.00 subuh meski dengan menembus kabut sepanjang perjalanan, kata Henri," Minggu (03/03).

Sedangkan sekretaris yang juga Plt Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) kabupaten Lambar, Ronggur L Tobing, ketika dikonfirmasi mengatakan jika objek wisata Bukit Gerdai merupakan salah satu lokasi wisata dari beberapa lokasi wisata di Lambar yang banyak dikunjungi wisatawan. Ia mengaku sepanjang tahun 2018 objek wisata tersebut di kunjungi sekitar 2000 pengunjung baik lokal, nusantara bahkan mancanegara.

"Sepanjang tahun 2018 pengunjung wisata kita mencapai angka 17.027 pengunjung, Jumlah itu mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 16.449 pengunjung. Untuk rincian pengunjung objek wisata di Lambar sebanyak 17.027 orang tersebut diantaranya wisatawan nusantara sebanyak 16.372 pengunjung dan wisatawan mancanegara 655 pengunjung. Sedangkan untuk Bukit Gerdai menyumbang sekitar 2000 pengunjung," kata Ronggur melalui sambungan cellulernya, Minggu (03/03).

Dirinya berharap agar jumlah pengunjung objek wisata di Lambar terus meningkat, ia mengaku jika saat ini jumlah objek wisata di Kabupaten Lambar jumlahnya semakin bertambah dengan pemandangan tidak kalah menariknya dibanding yang ada di daerah lain. Pihaknya mengimbau kepada seluruh pengelola objek wisata agar melaporkan kunjungan wisatawan dalam setiap bulannya, hal itu menjadi dasar laporan pihaknya kepada bupati, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung dan Kementerian Pariwisata, sebagai bahan perencanaan pengembangan objek wisata di daerah. (Iwan)

Editor :