• Jumat, 29 Maret 2024

Konflik Gajah Liar TNWK dengan Petani Turun 60 Persen

Kamis, 13 Juni 2019 - 15.01 WIB
157

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Elephant Response Unit (ERU) mengklaim konflik gajah liar di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan petani sudah turun 60 persen. Hal itu disampaikan koordinator ERU, Nazarudin, Kamis (13/06/2019).

Konflik gajah liar dengan petani sudah lama terjadi di Lampung Timur, terutama di desa penyangga hutan. Sasaran sekelompok gajah liar yaitu tanaman milik warga seperti, padi, jagung, pisang dan sejenisnya.

Menurut Koordinator ERU TNWK Nazarudin, setelah terbentuknya empat titik pos ERU yang melibatkan 27 ekor gajah jinak, konflik gajah liar turun 60 persen, peran gajah jinak tersebut sebagai penghalau rombongan gajah liar yang hendak keluar dari hutan.

Empat titik yang dibuat pos yaitu di resot Waybungur, Tegalyoso, Margahayu dan Brajaharjosari, setiap pos dijaga lima ekor gajah jinak dan sejumlah pawang.

"Kalau pawangnya kita lakukan pergantian, tapi kalau gajah selalu stand by," kata Nazarudin.

Pos pengamanan gajah liar yang melibatkan gajah jinak dibuat sejak tahun 2011, dengan jumlah personil 68 orang, terbagi 24 PNS dan 44 lainnya anggota pamswakarsa yang merekrut masyarakat desa penyangga.

ERU merupakan mitra TNWK yang menangani soal penanganan konflik, pengamanan kawasan, meningkatkan populasi dan pemberdayaan masyarakat. Sistem kerja ERU yaitu selain memperdayakan masyarakat agar paham dengan kelestarian hutan dan habitatnya, juga melakukan patroli rutin di hutan TNWK terutama untuk mengantisipasi keluarnya gajah liar.

Lanjutnya, meskipun saat menghalau gajah liar, dengan menggunakan gajah jinak bukan berarti memaksa gajah jinak dan gajah liar suruh tarung. "Kami ada trik sendiri, gajah jinak kami libatkan untuk menjadi radar, karena gajah akan lebih pekak keberadaan rekannya," terang Nazarudin.

Sementara persoalan keluarnya gajah liar di Tegalyoso, Nazarudin mengaku anggotanya kecolongan sehingga terlambat melakukan penghalauan, sebab situasinya masih hari raya idul Fitri dan anggota ERU banyak yang keluar hutan untuk melakukan silaturahmi dengan keluarga dan kerabatnya. "Kita akui keluarnya gajah liar di Tegalyoso, karena kecolongan akibat momen lebaran," ujar Nazarudin. (Gus)

Editor :

Berita Lainnya

-->