• Jumat, 26 April 2024

Kadisdik Tanggamus: Penerapan Sistem PPDB Berbasis Zonasi Sangat Baik

Minggu, 16 Juni 2019 - 16.53 WIB
173

Kupastuntas.co, Tanggamus - Dinas Pendidikan (Disdik) Tanggamus mengaku sistem penerapan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sangat baik. Teknis Sistem zonasi yakni sekolah menerima siswa baru dari lingkungan sekitar sekolah, khususnya dalam satu kecamatan.

Kabid Pendidikan Dasar Indra Prisma, mewakili Kadisdik Aswien Dasmi, mengatakan melalui sistem ini calon siswa jadi punya kesempatan mendapat pendidikan di sekolah sekitarnya dan sekolah lain dengan syarat ikuti tes masuk.

“Sistem itu baik, sehingga siswa jadi punya pilihan, ingin sekolah di sekolah sekitar atau keluar daerah tapi tes. Dan juga menguntungkan lingkungan karena sekolah menampung anak didik dari lokasi setempat,” kata Indra Prisma belum lama ini.

Ia mengaku dari hasil zonasi jumlah anak didik yang bersekolah di sekolah yang ada di Tanggamus totalnya sebanyak 9.412 siswa untuk tingkat SD, dan SMP totalnya 5.971 siswa. Mereka sekolah di sekolah negeri dan swasta di bawah kewenangan Disdik Tanggamus. Penerapan zonasi juga lanjutnya membuat sekolah yang selama ini favorit jadi tertantang agar kualitas pendidikannya tidak turun, meski mendidik siswa bukan dari siswa yang berbobot karena berasal dari lingkup sekitar, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

“Selama ini sekolah itu unggul karena menerima calon siswa yang dari awal sudah bagus. Sekarang ini tidak bisa lagi, jadi siswa yang masuk kemampuannya biasa saja namun targetnya harus jadi bagus agar kualitas pendidikan tidak turun,”ujarnya.

Ia mengaku, bagusnya kualitas tergantung pada proses. Maka sekolah dituntut membuat langkah efektif seperti adakan ulasan materi pelajaran di luar jam sekolah bagi siswa yang kemampuannya kurang. Tujuannya agar anak yang yang kurang bisa jadi bagus.

“Ini memang agar berat bagi sekolah favorit tapi dari sini bisa diketahui bukti kemampuan sekolah itu. Jika kualitas nanti tidak turun maka sekolah itu benar-benar bagus cara mendidiknya,” terangnya.

Dengan diterapkannya zonasi maka siswa yang peroleh nilai kecil pun bisa diterima di sekolah favorit. Itu bisa saja beresiko turunnya prestasi sekolah. Maka solusi yang dilakukan adalah mengadakan jalur tes. Harapannya dengan jalur tes didapat siswa yang unggul karena untuk masuk ke sekolah itu harus tes dahulu.

Komposisi kuota siswa baru di tingkat SMP, 90 persen dari zonasi dan 10 persen untuk kuota tes. Dalam tes, akan ditetapkan kondisi ekonomi calon siswa, rangking hasil tes, dan wilayah. Untuk SMP jarak terjauh sampai 10 km dari radius sekolah, tapi yang diutamakan yang terdekat. Jika kuota zonasi penuh dengan radius terdekat maka calon siswa yang jaraknya jauh tidak diterima. Untuk atasi itu calon siswa harus daftar dari jalur tes. (Sayuti)

Editor :