• Jumat, 26 April 2024

Ekonomi Lampung Diperkirakan Tumbuh Hingga 5,5 Persen

Jumat, 28 Juni 2019 - 08.08 WIB
53

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pada triwulan I 2019, ekonomi Lampung tumbuh solid yakni sebesar 5,18 persen (yoy) Angka itu melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera dan nasional. Pencapaian ini menjadikan Lampung menempati posisi ketiga pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera.

Memasuki triwulan II 2019, pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan tetap tumbuh tinggi dengan kisaran 5,1 hingga 5,5 persen.Pertumbuhan tersebut akan dimotori oleh konsumsi swasta seiring dengan pola musiman hari besar keagamaan dan libur sekolah serta berlangsungnya Pilpres dan Pileg serentak. Selain itu, laju investasi khususnya investasi bangunan juga ikut menopang seiring berlangsungnya penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis.

Pada triwulan III 2019, pertumbuhan ekonomi Lampung juga diperkirakan tetap tumbuh tinggi di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen.Konsumsi swasta diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan, meskipun tidak sekuat periode sebelumnya yang ditopang faktor musiman perayaan hari besar keagamaan.

BI Ingatkan Waspada Inflasi

Meski begitu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung tetap mengingatkan agar waspada terhadap tekanan inflasi. Sampai dengan Mei 2019, Provinsi Lampung mencatatkan tren inflasi yang meningkat sebesar 0,76 persen (mtm) atau secara tahunan menjadi sebesar 3,06 persen.

“Dilihat dari sumbernya, inflasi Mei dipicu oleh kenaikan harga kelompok bahan makanan, khususnya pada komoditas hortikultura, karena terbatasnya pasokan di tengah meningkatnya permintaan pada bulan Ramadan,” jelas Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung, Budiharto Setyawan dalam konfrensi pers di Kantor BI Lampung, Kamis (27/06).

BI Lampung memandang risiko kenaikan tekanan inflasi khususnya yang bersumber dari gejolak harga pangan ke depan perlu terus diwaspadai. Hal ini antara lain berasal dari risiko pergerakan harga komoditas pangan, terutama cabai merah. Mengingat adanya risiko gangguan pasokan akibat serangan hama dan wereng serta indikasi pengurangan luas tanam komoditas tersebut.

Di samping itu, berakhirnya periode panen raya padi di bulan Mei dapat meningkatkan risiko tekanan inflasi komoditas tersebut meski cadangan Bulog terpantau masih cukup memadai. Selain itu, risiko inflasi dari kenaikan harga BBM non-subsidi pada bulan-bulan mendatang masih perlu diwaspadai seiring berlanjutnya tren kenaikan harga minyak dunia pada triwulan II 2019.

“Dalam rangka mengantisipasi risiko tekanan inflasi, diperlukan langkah-langkah pengendalian inflasi yang konkrit terutama untuk menjaga inflasi yang tetap rendah dan stabil,” kata Budiharto.

Yang pertama, kata dia, memastikan kecukupan pasokan dan keterjangkauan bahan makanan khususnya hortikultura yang harganya rentan bergejolak. Kedua, terus memastikan kelancaran kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) oleh Bulog serta peningkatan pemanfaatan stok beras Bulog untuk program Bansos Rastra/BPNT sehingga ketersediaan pasokan beras diluar musim panen dapat terus terjaga.

“Ketiga, meminimalkan dampak inflasi yang disebabkan oleh kemungkinan kenaikan harga BBM diantaranya dengan menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi BBM terutama di jalur utama angkutan,” tandasnya. (Tampan)

Artikel ini telah terbit pada Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Jumat, 28 Juni 2019 dengan judul "Ekonomi Lampung Diperkirakan Tumbuh Hingga 5,5 Persen, BI Ingatkan Waspada Inflasi"

Editor :