• Jumat, 19 April 2024

Festival Skala Bekhak VI Lampung Barat, Ajang Pelestarian Budaya Lokal

Minggu, 07 Juli 2019 - 17.50 WIB
534

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Untuk yang keenam kalinya, hajat tahunan pemerintah Daerah kabupaten Lampung Barat Festival Skala Bekhak (FSB) terlaksana.

Di era kepemimpinan pasangan Bupati Parosil Mabsus dan wakil Bupati Mat Hasnurin, moment FSB seakan menjadi nutrisi untuk mempertahankan dan menumbuhkan kembali budaya lokal khas Lampung Barat yang selama ini terkesan mati suri.

Harapan itu muncul dilihat dari mulai digelarnya budaya nyambay dalam setiap kegiatan - kegiatan masyarakat setelah diistimewakan pada FSB tahun lalu, meskipun kegiatan nyambay ada dalam setiap FSB namun tidak seistimewa pada festival Skala Brak tahun 2018 lalu.

Penggiat Seni yang telah cukup lama berjibaku dalam mempertahankan dan menumbuhkan berbagai seni dan budaya khas Lampung khususnya alat musik asal Bumi skala bekhak gamolan pekhing, Syapril Yamin, saat dikonfirmasi terkait festival skala bekhak mengatakan pihaknya mengapresiasi pemerintah kabupaten, sebab FSB tahun ini berisi kegiatan kegiatan yang bermuatan seni dan budaya khas Daerah Lampung Barat.

"Saya mengapresiasi pemda Lampung Barat khususnya panitia FSB, yang memprioritaskan kegiatan seni dan budaya khas Lampung Barat, secara keseluruhan kegiatan itu merupakan aset yang harus dipupuk dan dijaga secara bersama agar tetap eksis dan berkembang, dengan harapan dapat bermanfaat terhadap pembangunan kabupaten Lampung Barat kedepan khususnya Bidang pariwisata," ungkap Syapril Yamin yang akrab disapa Mamak Lil.

Ditanya apakah Mamak Lil akan menyempatkan diri untuk hadir di FSB tahun ini, Pria kelahiran pekon Kembahang kecamatan Batu Brak yang pernah mendapat penghargaan dari pemerintah kabupaten Lampung Barat di era kepemimpinan Bupati Mukhlis Basri, pada festival skala Brak ke IV berupa lencana pelestari seni dan budaya ini mengaku, akan berusaha hadir dan sekaligus menghadiri undangan sebagai juri dalam lomba butabuh gamolan pekhing.

"Pelaksanaan kegiatan FSB hanya ada satu kali dalam satu tahun sayang kalau nggak hadir, saya akan usahakan hadir dan kebetulan saya sekaligus menghadiri undangan panitia yang melibatkan saya sebagai juri dalam lomba penggunaan alat musik gamolan pekhing, masa iya tukang gamol enggak hadir dalam acara begamol," ujar Mamak Lil bercanda.

Kabid Kebudayaan Dinas pendidikan Lampung Barat, Riadi Adrianto, mendampingi kepala Dinas pendidikan Bulki Basri mengatakan, terkait FSB, semua yang ditampilkan dalam pelaksanaan FSB ke VI diharapkan lebih fokus dalam tampilan budaya kearifan lokal,  lebih variatif dan jumlah peserta lebih meningkat.

"Selain beberapa perlombaan yang rutin seperti nyambai, tari kreasi, lagu daerah, orkes, dan hadra, FSB tahun ini dilengkapi kegiatan lomba butabuh gamolan pekhing dan ini wajar jika diapresiasi lebih lanjut mengingat gamolan pekhing merupakan salah satu WBTB Lampung Barat, mudah mudahan dengan munculnya gamolan pekhing di FSB tahun ini dapat kembali membudaya dan terhindar dari kepunahan," ujar Iriadi.

Lebih lanjut dijelaskan Riadi, pelaksanaan FSB sedikit berbeda dari sebelumnya, khususnya tentang tempat pelaksanaan kegiatan, jika tahun sebelumnya dipusatkan di sekitaran lapangan Merdeka dan Tugu Liwa (monumen paksi pak), menurutnya tempat itu tidak representatif karena kurang memenuhi kenyamanan dan rentan membuat arus lalu lintas macet.

“Sedangkan tahun ini terpusat di Kawasan Sekuting Terpadu, lebih representatif untuk pelaksanaan event atau Festival unggulan bidang pariwisata dan kebudayaan," jelas Riadi.

Ditambahkannya, sesuai pidato Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus pada acara pembukaan FSB.

"Poin terpenting dalam kegiatan FSB adalah untuk mempererat tali silaturahmi antara pemerintah daerah dan masyarakat, selain itu sebagai upaya pemkab Lambar dalam mempertahankan, mengembangkan, dan memperkenalkan kekayaan budaya yang ada di bumi beguai jejama sai betik, dengan harapan melalui seni dan budaya akan tertanam rasa cinta antar sesama,” ujarnya. (Satoris)

Editor :