• Jumat, 26 April 2024

Dorong Kunjungan Wisatawan di Provinsi Lampung, Menpar Minta ASDP Miliki Floating Hotel

Senin, 08 Juli 2019 - 08.13 WIB
170

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya siap mendukung pengembangan Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni guna meningkatkan kunjungan wisatawan di Provinsi Lampung. Menpar menyarankan, PT ASDP memiliki floating hotel, untuk membuat temporary floating khususnya Banten, Lampung dan Mandalika.

Menpar Arief Yahya mengatakan, Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni kini memiliki tampilan sudah menyerupai bandara penerbangan, berkat desain dan fasilitasnya yang sudah memumpuni.

Kendati demikian, Arief Yahya mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi PT ASDP Indonesia Ferry. Terlebih setelah terjadinya penurunan okupansi pasca mudik Lebaran, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan bahwa okupansi Pelabuhan Merak-Bakauheni pada musim Lebaran kemarin mencapai 100%. Namun sayangnya, pada hari-hari normal jumlah okupansi rata-rata hanya menyentuh angka 70% saja. Padahal, Lampung dan Banten sudah pulih sepenuhnya pasca bencana tsunami yang melanda dua daerah tersebut.

Oleh karena itu, ia meminta ASDP untuk terus mengembangkan Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, sehingga ke depannya kawasan ini bisa menjadi pilihan destinasi wisata baru bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.

"Banyak yang bisa dikerjakan oleh ASDP. Saya mendukung penuh rencana pengembangan di sini sebagai kawasan pariwisata," tegas Arief Yahya saat mengunjungi Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, Jumat (05/07/2019).

Lebih lanjut, ia menjelaskan pendapatan paling besar di pelabuhan secara alami datang dari penumpang dan logistik. Tapi sayangnya belum ada fokus untuk mengembangkan pariwisata.

Melihat fakta itu, Arief meminta agar pihak ASDP membuat atraksi serta fasiltas baru seperti Live on Board (LOB) atau floating hotel yang sudah banyak dikembangkan di sejumlah daerah, termasuk Labuan Bajo.

"Saya pernah diskusi dengan teman-teman di BUMN, bahwa floating hotel lebih menguntungkan dibandingkan landed hotel," ungkap Arief Yahya.

Ia pun percaya ASDP punya potensi kuat untuk memiliki floating hotel. ASDP bisa membeli atau menyewa kapal baru, serta bekerjasama dengan pihak lain untuk membuat temporary floating khususnya Banten, Lampung, dan Mandalika.

Sekadar informasi, kawasan Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, sudah dipastikan jadi venue perhelatan kompetisi bergengsi MotoGP. Bila nanti kompetisi ini sudah berlangsung, maka jumlah hotel di tempat tersebut dirasa akan sangat kurang.

Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Lampung, Handitya Narapati mendukung rencana Menpar Arief Yahya tersebut. Ia mengaku, pihaknya terus bersinergi dengan Dinas Pariwisata Provinsi Lampung untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, sehingga tingkat hunian hotel bisa terus naik.

Handitya mengatakan, sebelum terjadi bencana tsunami, tingkat hunian hotel bisa mencapai 90 persen. Pasca tsunami, tingkat hunian hotel terus menurun sampai 20 persen. Saat ini, pihaknya terus berupaya meningkatkan hunian hotel agar bisa stabil kembali paling tidak mencapai 75 persen.

Handitya menjelaskan, dengan adanya floating hotel akan sangat mendukung dan mendorong dalam peningkatan kunjungan wisatawan ke Lampung. Sehingga, para wisatawan setelah dari Lampung bisa langsung mengunjungi daerah lain yang akan dituju. “Jadi bisa lebih efektif,” ujarnya, kemarin.

"Peningkatan pariwisata tentunya menjadi urusan kita semua. Oleh karena itu, PHRI akan mendukung Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sektor pariwisata," jelasnya.

Komisi II DPRD Provinsi Lampung Dukung Menpar Soal Floating Hotel

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Antoni Imam mengaku ikut mendukung apa yang menjadi harapan Menpar tersebut demi peningkatan pariwisata khususnya di Provinsi Lampung.

Namun demikian, menurutnya, jangan sampai ada ketimpangan dalam pengembangan sarana dan prasarana. Artinya selain fasilitas Dermaga Eksekutif Bakauheni terus ditingkatkan, namun jangan sampai melalaikan kenyamanan wisatawan yang menggunakan fasilitas dermaga selain eksekutif.

"Saya setuju, memang sarana dan prasarana, infrastruktur, itu yang harus dibenahi kalau memang ingin pariwisatanya berkembang dengan baik. Sebetulnya yang tidak kalah penting juga adalah jadi jangan sampai kita lupa karena itu ada dermaga eksekutif, kemudian kurang memperhatikan dermaga lainnya,” saran Antoni.

Ia menerangkan, pengembangan pariwisata tidak selalu memperhatikan segmen wisatawannya, akan tetapi harus melayani seluruh tingkatan status ekonomi yang dimiliki wisatawan tersebut. Apalagi Provinsi Lampung saat ini baru mulai menjajaki pengembangan destinasi wisata.

"Kenyamanan ini kan hak semuanya. Pemerintah dalam mengembangkan pariwisata harus memperhatikan hal ini, karena tidak semua wisatawan itu berkantong tebal. Apalagi kita sedang menuju ke sana, dari awal kita harus welcome untuk semua wisatawan," ujarnya.

"Saya pikir sebelum jauh melangkah, ini juga harus diperbaiki. Justru lebih banyak di situ (dermaga biasa) yang digunakan orang. Awalnya ini kan kita promosi dulu di semua pintu. Jangan sampa kenyamanan itu hanya untuk orang yang menggunakan fasilitas di dermaga eksekutif saja.  Maka perlu dibuat standar pelayanan minimal," ungkapnya. (Erik)

Editor :