• Kamis, 25 April 2024

Harga Lada Terus Anjlok, Petani Minta Pemerintah Turun Tangan

Senin, 22 Juli 2019 - 19.05 WIB
220

Kupastuntas.co, Tanggamus - Petani lada di Kabupaten Tanggamus mengeluhkan rendahnya harga jual di tingkat petani, sehingga tidak mampu menutupi biaya perawatan mulai dari masa tanam hingga panen.

Harga jual lada sampai saat ini belum juga stabil. Bahkan dari tahun ke tahun terus anjlok. Perbandingannya, jika pada 2017 lalu harga lada mencapai puncaknya berkisar Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram. Namun setelah itu harga lada terus merosot di tahun 2018 berkisar Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.

"Harga lada saat ini membuat saya lemas. Di tingkat petani harga lada hitam kering hanya dihargai Rp28 ribu per kilonya. Harga ini jauh lebih murah dari tahun 2017 yang mencapai Rp120 ribu, dan tahun 2018 dikisaran harga Rp50 ribu," kata Panroyen, petani lada di Pekon Batu Tegi, Kecamatan Airnaningan, Kabupaten Tanggamus, Senin (22/7/2019).

Panroyen menuturkan, dengan harga lada saat ini membuat petani merugi. Karena biaya perawatan tidak sebanding dengan harga jual yang terlalu rendah. "Memelihara lada ini termasuk sulit, perlu penanganan dan perawatan ekstra," kata dia, diamini petani lada lainnya.

Petani lada, katanya, harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk menanam lada hingga panen, mulai dari membeli bibit, biaya angkut, pupuk dan biaya membersihkan kebun lada.

"Di kebun saya ini ada sekitar 500 batang lada. Dalam satu rumpun lada paling menghasilkan setengah kilo lada hitam kering. Jadi paling dapat 2,5 kuintal (250 kilogram), jika sekilonya Rp28 ribu X 250 yang cuma saya dapat Rp7 juta. Ini hasil setahun merawat tanaman lada. Gak sesuai. Ini saja saya kerjakan sendiri, kalau diupahin dapet sedikit doang," katanya.

Rohim (50), petani lada di Kecamatan Pulaupanggung mengatakan, untuk bisa menutupi biaya operasional selama bertanam lada mestinya harga lada berkisar Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. "Kalau harga saat ini Rp28 ribu, kami rugi. Rugi ongkos, rugi waktu," kata dia.

Rohim juga mempertanyakan upaya  serta terobosan pemerintah memperbaiki harga jual lada. "Yang ingin kami tanyakan, apa sih upaya pemerintah dalam membantu petani meningkatkan kembali harga lada. kalau terus seperti ini bagaimana nasib petani lada bisa sejahtera," katanya.

Ia berharap, pemerintah tidak tinggal diam dengan harga jual lada yang tidak kunjung stabil. Sebab jika kondisi tersebut terus terjadi, minat masyarakat bertani lada kian terkikis.

"Lada adalah salah satu komoditas andalan masyarakat Tanggamus selain kopi dan cokelat (kakao). Jadi kami mohon pemerintah daerah khususnya berjuang dong untuk menaikkan harga jual lada ini," harapnya. (Sayuti)

Editor :