• Sabtu, 20 April 2024

Plt Kadishub Lampung: Ada 13 Pusat Kemacetan di Bandar Lampung

Senin, 22 Juli 2019 - 14.38 WIB
627

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kemacetan di Bandar Lampung mulai menjadi momok bagi semua orang di jalanan. Ekses kemacetan mulai terasa, seperti biaya tinggi akibat pemborosan energi, waktu, dan polusi. Semua itu berpengaruh negatif terhadap perputaran perekonomian daerah dan menurunkan kualitas hidup masyarakat Bandar Lampung dan sekitarnya.

Sedikitnya ada 13 pusat kemacetan yang bersingungan langsung dengan jalur kereta api yang melintas di Kota Bandar Lampung, salah satunya berada di jalan Sultan Agung Bandar Lampung.

Hal ini disampaikan langsung oleh Plt Kepala Dinas (kadis) Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo, usai menghadiri rapat koordinasi percepatan pembangunan jalur kereta api shortcut Tegineneng, KM3, Tarahan, stasiun kereta api bandara dan skybirdge oleh Pemerintah Provinsi Lampung, di ruang rapat PT KAI regional IV Tanjung Karang, Senin (22/07/2019).

Bambang menerangkan pembangung shortcut dan longcut sejalan dengan pembangunan kereta api bandara. Dikarenakan sudah amanah dari Menteri Perhubungan. Di Kota Bandar Lampung ada 13 sumber kemacetan dan apabila kereta lewat bisa memakan waktu 8 sampai 10 menit bahkan lebih.

"Kemarin saat pak menteri datang kita ajak ke Simpang Sultan Agung. Kebetulan ketika sampai kereta lewat. Jadi pak menteri sudah melihat bagaimana kondisinya dan macetnya luar biasa. Ini baru produksi baru 19 juta ton, nanti bergerak ke 25 juta ton. Bergerak lagi 45 juta ton," ungkap Bambang.

Bambang mengatakan, untuk saat ini jumlah produksi batubara 25 juta ton saja sudah mencapai 42 pergerakan kereta. Artinya jika 42 pergerakan ditambah kereta penumpangnya ada 18 pergerakan serta ada 60 lok setiap kereta. Dalam satu hari, 24 jam hampir setiap beberapa menitnya ada kereta lewat.  Bagaimana nanti apabila produksi batubara mencapai 40 juta ton.

"Makanya pembangunan antara kereta bandara dengan longcurt atau shortcut ini harus sinkron. Karena kereta bandara tidak bisa dilaksanakan sebelum adanya pembangunan shortcut. Sebab sekarang ini frekuensinya sudah tinggi," kata dia. (Sule)

Editor :