• Selasa, 30 April 2024

Ironis, Ditengah Upaya Pemerintah Menurunkan Angka Stunting, Balita Gizi Buruk Ditemukan di Tanggamus

Minggu, 18 Agustus 2019 - 17.46 WIB
787

Kupastuntas.co, Tanggamus - Kasus balita yang diduga mengalami gizi buruk (marasmus) ditemukan di Kabupaten Tanggamus. Kali ini menimpa Algufron (1,5), warga Pekon Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus. Balita malang ini pun belum mendapatkan penanganan medis lantaran orang tuanya tidak memiliki uang untuk biaya pengobatan.

Balita malang ini lahir dari pasangan suami istri, Marhawi dan Rodiyah. Keluarganya pun hidup dalam kondisi serba kekurangan atau ekonomi lemah. Di mana Marhami, sang ayah ini merupakan buruh tani yang dipercaya warga sebagai Kepala Dusun (Kadus), yang hidupnya mengandalkan dari gaji seorang Kadus sebesar Rp500 ribu per bulan, dan biasa gaji itu diterimanya setiap 6 bulan sekali, setelah dana desa (DD) cair.

Dengan penghasilan yang tidak seberapa itu, Marhawi dan istrinya, Rodiyah, tidak sanggup membawa putra kesayangannya tersebut berobat secara intensif ke rumah sakit, atau memberi makanan cukup gizi kepada Algufron. Sehingga Algufron hanya  dirawat dengan kondisi seadanya di dalam rumah pasangan tersebut.

Mirisnya lagi, Marhawi dan Rodiyah, dari awal tidak mengetahui jika anaknya tersebut menderita gizi buruk. Mereka hanya tahu jika putranya itu menderita "sawan bangkai". Dan mereka baru tahu jika Algufron menderita gizi buruk setelah ada petugas kesehatan dari UPT Puskesmas Siring Betik yang datang memeriksa Algufron, dan memvonisnya menderita gizi buruk.

"Kalau sakitnya seperti ini (gizi buruk), sudah sejak lahir. Selama ini yang kami tahu anak kami itu sawan bangkai. Dan baru tahu kalau kena gizi buruk, setelah didatangi petugas dari Puskesmas Siring Betik. Petugas bilang, anak kami harus dibawa ke rumah sakit dan dirawat. Tapi duit darimana, untuk makan saja ngandelin gaji kadus yang saya terima 6 bulan sekali, kata Marhawi, Minggu (18/8/2019).

Ironisnya lagi, meski Pemkab Tanggamus tengah gencar menekan angka stunting (kekurangan gizi kronis), tetapi kasus Algufron ini seperti menunjukkan jika pemkab tidak serius mengatasi kasus stunting ini.

Buktinya, menurut pengakuan Rodiyah, sejak anaknya divonis menderita gizi buruk, hanya sekali pernah dijenguk oleh pihak kesehatan dari puskesmas Siring Betik atas nama Pemkab Tanggamus, dan memberikan bantuan berupa kacang hijau 1 kilogram, telur 1 kilogram dan gula merah 1/2 kilogram.

"Kira-kira sebulan lalu, ada petugas kesehatan datang ke rumah ngasih bantuan kacang ijo, telor dan gula merah. Mereka menganjurkan agar Algufron di bawa kerumah sakit. Sudah itu tidak ada yang datang lagi," katanya.

Rodiyah dan suaminya, Marhawi berharap Pemkab Tanggamus, turun tangan membantu pengobatan Algufron dari sakit yang dideritanya. Karena balita malang ini hanya bisa tergolek tak berdaya ditempat tidur.

"Kami mohon kepada ibu bupati, pemerintah dan dermawan untuk membantu pengobatan anak kami ini. Kasihan anak kami, tergolek tak berdaya ditempat tidur. Padahal diusianya saat ini dia harusnya bisa jalan dan bermain," kata Marhawi. (Sayuti)

Editor :