• Sabtu, 20 April 2024

Gandeng ASDP Bakauheni, Trip Festival Krakatau Tahun Ini Gunakan Kapal Ferry Eksekutif

Rabu, 21 Agustus 2019 - 21.12 WIB
89

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kegiatan Trip Krakatau yang merupakan bagian dari Lampung Krakatau Festival (LKF) 2019 akan berbeda dari tahun sebelumnya. Jika di LKF tahun-tahun sebelumnya, para peserta Trip Krakatau selalu menggunakan kapal-kapal nelayan, kali ini akan menggunakan kapal Ferry dari Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan di Batiqa Hotel, Rabu (21/8/2019). Ia mengatakan, tahun ini Dispar Lampung menggandeng PT ASDP Bakauheni dalam pelaksanaan LKF 2019.

“Jadi untuk Trip Krakatau kita gunakan Kapal Ferry Jatra III. Berangkatnya dari Dermaga Eksekutif Bakauheni Sabtu 24 Agustus ke Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda,” jelas Qodratul.

Jumlah peserta Trip Krakatau, sambung dia, totalnya sebanyak 750 orang. Terdiri dari mahasiswa (160 orang), ASN (290 orang), Umum (100 orang), Tamu VIP (120 orang), media, blogger dan vlogger (40 orang), kemudian panitia, tim medis protokol dan Pol PP (40 orang).

BACA JUGA : Lampung Krakatau Festival 2019 Siap Dimulai, Ini Rangkaian Acaranya

Diketahui, Kapal Jatra III merupakan satu armada terbaru yang dihadirkan PT ASDP di Dermaga Eksekutif Bakauheni. Qodratul mengatakan, kerjasama dengan ASDP ini sebagai langkah untuk mempromosikan wisata Lampung kepada setiap penumpang. Sehingga nantinya diharapkan akan ada kapal khusus dari ASDP Bakauheni yang melayani rute keliling Selat Sunda khusus untuk para wisatawan. Bukan hanya sekedar penyeberangan penumpang Merak-Bakauheni.

Terkait rute Trip Krakatau, mantan Kadishub Lampung ini memastikan peserta trip tidak akan diperbolehkan mendarat di Gunung Anak Krakatau. Karena selain statusnya belum aman, hal itu juga dilarang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Sebab status Gunung Anak Krakatau adalah cagar alam yang dikhususkan untuk penelitian, bukan tempat wisata.

“Kita tahu kok itu sudah dilarang. Kalau masih ada (yang melanggar) ya itulah dia nanti yang nanggung risiko sendiri. Sementara ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih ‘jinak’. Tapi kan kita tetap monitor terus. Kalau memang nanti kondisinya tidak aman, lebih baik kita nggak usah berangkat,” tandasnya. (Tampan)

Editor :