• Jumat, 19 April 2024

Pakar UI : Indonesia Punya Laut Luas, Tapi Investasi di Sektor Maritim Masih Sangat Rendah

Kamis, 22 Agustus 2019 - 19.30 WIB
281

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Institut Teknologi Sumatera (Itera) berupaya mendorong kemajuan sektor industri maritim di Sumatera, lewat peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Salah satunya dengan mengadakan Maritime Expert Workshop di Aula Gedung C Kampus Itera, Kamis (22/8/2019).

Kegiatan ini menghadirkan pakar maritim dari VTT Research Center, Finlandia, Indonesian Maritime Center Universitas Indonesia (UI) serta Prodi Teknik Kelautan Itera. Kegiatan workshop tersebut melibatkan sekitar 290 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan peneliti serta peserta umum.

Kepala Divisi Pendidikan Indonesian Maritime Center (IMC) Universitas Indonesia Dr Tjahjono dalam pemaparan materinya mengungkapkan, sektor maritim hingga saat ini belum berkontribusi signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Tanah Air. Padahal perairan Indonesia lebih luas dari daratan.

“Seharusnya sektor maritim menopang minimal 30 persen Gross Domestic Product (GDP) nasional dengan dukungan infratruktur laut yang mapan. Sektor ini seharunya juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar, meski saat ini baru sekitar 1 persen tenaga kerja yang terserap,” jelas dia.

“Kita memiliki laut yang sangat luas, namun investasi di bidang maritim masih sangat rendah. Sebuah paradoks ketika mengirim barang ke Hongkong jauh lebih mahal daripada ke Padang atau wilayah dalam negeri lainnya, sehingga perlu peningkatan industry ship building,” ujar Tri.

Tri menyebut berberapa daerah di Indonesia yang berpotensi mengembangkan industri maritim, salah satunya adalah kabupaten Tanggamus yang berada di provinsi Lampung tempat Itera berada. Sehingga peran Itera sangat dibutuhkan dalam pengembangan kemaritiman Sumatera.

Itera perlu menyiapkan SDM ahli dengan skill sesuai kebutuhan industri maritim modern. Sebab, industri maritim dunia saat ini, telah memanfaatkan berbagai teknologi canggih dan membutuhkan SDM terampil.

“Saatnya Sumatera dan Itera sebagai perguruan tinggi melihat potensi terbaiknya, jangan mengulang kesalahan yang terjadi di Pulau Jawa,” ujar Tri.

Sementara Dr. Pekka Leviäkangas dari VTT Research Center, Finland Ltd dalam workshop tersebut banyak menyampaikan manajemen pengelolaan dan bisnis pelabuhan di Finlandia. Negara tersebut memiliki sekitar 50 pelabuhan yang beroperasi secara maksimal, dan mendukung perekonomian negara tersebut.

Menurut Dr. Pekka, sukses atau tidaknya perekonomian di suatu pelabuhan bergantung dari lokasi, infrastuktur, pelayanan dan cara pemasarannya.

“Di Indoneisa sendiri banyak pelabuhan ukuran kecil dan sedang, fungsinya pun sangat krusial yakni untuk efisiensi distibusi logistik baik pasar dalam negeri bahkan internasional,” ujar Dr. Pekka.

Rektor Itera Prof. Ir. Ofyar Z Tamin menyampaikan sektor maritim di Pulau Sumetera perlu dikembangkan. Sebab, posisi Sumatera sangat strategis dalam jalur maritim dunia. Sehingga sebagai institut teknologi yang lahir untuk memenuhi kebutuhan Sumatera, Itera melalui para mahasiswa, dosen diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk belajar langsung dari para pakar kemaritiman dunia untuk menjawab permasalahan maritim di Sumatera.

“Para peneliti luar negeri, biasanya sudah melakukan riset untuk memecahkan masalah yang akan hadir 20 tahun mendatang. Sehingga baiknya kita lekas belajar, dan meniru metode mereka untuk dapat diimplemntasikan di wilayah kita,” ujar Rektor. (Rls)

Editor :