• Jumat, 29 Maret 2024

Waspada! Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi, Tinggi Abu Mencapai 457 Meter

Kamis, 22 Agustus 2019 - 11.26 WIB
50

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merilis aktivitas terbaru Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda. Pada Kamis, 22 Agustus 2019 terjadi erupsi pukul 07:55 WIB pagi. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 300 meter di atas puncak atau sekitar 457 meter di atas permukaan laut.

“Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu, hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 44 mm dan durasi sekitar 1 menit 47 detik,” jelas Badan Geologi melalui website resminya.

Ditambahkan, sejak 25 Maret hingga Juli 2019, GAK setinggi 157 mdpl masih terjadi erupsi, tetapi dengan intensitas yang semakin menurun. Dari kemarin hingga pagi ini, visual gunung api tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama dengan ketinggian 50 meter dari puncak dengan warna putih dengan intensitas tipis.

“Melalui seismograf tanggal 21 Agustus 2019 tercatat, satu kali gempa Vulkanik Dalam, kemudian tremor menerus dengan amplitude dominan 5 mm,” jelas Badan Geologi.

Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi : masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.

Diketahui, pada Sabtu 24 Agustus mendatang, ratusan peserta Trip Krakatau akan mengunjungi GAK dengan menggunakan kapal dari Pelabuhan Bakauheni. Namun dengan kondisi GAK yang belum aman, jadi pertimbangan bagi panitia Festival Krakatau, khususnya Dinas Pariwisata Provinsi Lampung.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan memastikan peserta trip tidak akan diperbolehkan mendarat di GAK. Karena selain statusnya belum aman, hal itu juga dilarang oleh BKSDA. Sebab Gunung Anak Krakatau adalah cagar alam yang dikhususkan untuk penelitian, bukan tempat wisata.

“Kita tahu kok itu sudah dilarang. Kalau masih ada (yang melanggar) ya itulah dia kan ada risiko sendiri. Sementara ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih ‘jinak’. Tapi kan kita tetap monitor terus. Kalau memang nanti kondisinya tidak aman, lebih baik kita nggak usah berangkat,” tandasnya. (Tampan)

Editor :

Berita Lainnya

-->