• Kamis, 25 April 2024

Tak 'Terjamah' Pemerintah, Pendangkalan Muara Laut Labuhan Meringgai Bikin Nelayan Lampung Timur Sengsara

Selasa, 10 September 2019 - 18.06 WIB
150

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Nelayan Lampung Timur keluhkan pendangkalan yang ada di pantai Laut Lampung Timur, terutama tempat penyandaran perahu nelayan. Pendangkalan di dermaga menjadi penyebab kerusakan perahu.

Akibat keluhan nelayan soal pendangkalan, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung, Bayu Witara berharap pemerintah paham apa yang dikeluhkan ribuan nelayan yang ada di Kabupaten Lampung Timur.

Menurut Bayu Witara yang juga mantan Ketua HNSI Lamtim mengatakan, pendangkalan tidak terjadi di bibir laut Kuala Penet saja melainkan juga terjadi di bibir pantai Kariyamakmur, Labuhan Maringgai. “Ini menjadi PR pemerintah untuk mensejahterakan para nelayan," kata Bayu Witara, Selasa (10/09/2019).

Untuk mensejahterakan nelayan tidak harus memberikan bantuan instan seperti sembako dan senisnya, yang sifatnya hanya jangka pendek. Nelayan perlu diberi kesejahteraan yang sifatnya jangka panjang, termasuk dengan melakukan pengerukan tempat penyandaran perahu.

Pendangkalan terjadi akibat endapan lumpur dan pasir laut yang menumpuk di bibir pantai. Mengenai luasan pendangkalan Bayu Witara belum bisa memberikan data pasti. “Luasan pastinya kami belum tau, yang pasti pendangkalan sudah menjadi keluhan para nelayan," terang Bayu Witara.

Selanjutnya, dampak dari pendangkalan tersebut menyulitkan nelayan untuk menyandarkan perahu. Dengan memaksakan perahu bersandar di atas endapan lumpur tentu berdampak pada kerusakan perahu yang terbuat dari kayu. “Bukan hanya dinding perahu tapi sering terjadi kipas penggerak tejebak lumpur" ujar Ketua HNSI Lampung tersebut.

Persoalan-persoalan seperti itu seharusnya menjadi perhatian anggota DPRD yang membidangi soal kelautan, dan nelayan. Menurut Bayu selama ini belum pernah ada legislatif  di Lamtim melakukan duduk bersama nelayan menggali persoalan keluhan nelayan, seperti pendangkalan penyandaran perahu, sehingga terkesan anggota legislatif turun di tengah-tengah nelayan jika mendekati pemilihan,  dalam arti hanya pemanfaatan lumbung suara. “Kenapa saya bicara seperti itu, karena ini fakta. Saya tinggal di Labuhan Maringgai,” papar Bayu Witara.

Sementara salah seorang nelayan Labuhan Maringgai, Kuala penet, Adi mengaku, pendangkalan menjadi keluhan ratusan nelayan yang ada. Namun sebagai seorang nelayan yang tidak memahami birokrasi pemerintahan ia mengaku bingung harus diadukan kepada siapa persoalan-persoalan nelayan.

“Sudah menahun pendangkalan ini. Kami juga mau ngadu sama siapa gak ngerti. Anggota DPRD juga yang di Labuhan Maringgai siapa kami tidak tau," ujar Adi yang diamini nelayan lainnya. (Agus)

 

 

Editor :