• Sabtu, 20 April 2024

Dokter RSIA Bunda Sebut Infeksi Luka Pasca Operasi Caesar Hal Yang Biasa

Jumat, 27 September 2019 - 10.42 WIB
660

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Mantan Calon Anggota (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) periode 2019-2024 meninggal dunia di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung.

Keluarga korban, yang juga anggota DPRD Lambar Sakri mengatakan, jika Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (25/09/2019) pasca satu bulan lebih menjalani operasi caesar dan melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan di RSIA Bunda Liwa.

Sakri mengatakan, ada nanah yang timbul di bekas jahitan operasi caesar almarhumah. " Bekas jaitannya ada nanah. Setelah itu dibawa lagi ke RSIA Bunda dan sempat dirawat.  Namun karena tidak ada perubahan diarahkan dokter untuk dirujuk ke RS Abdul Moeloek Bandar Lampung," kata Sakri.

dr Boy yang menanganinya semasa operasi caesar di RSIA Bunda Liwa kepada wartawan Kupastuntas.co menyebut jika infeksi luka pasca operasi caesar merupakan hal yang biasa. Bahkan dokter muda kelahiran 1986 ini mengarahkan wartawan untuk menanyakan di seluruh rumah sakit.

"Silahkan tanya ke seluruh rumah sakit, infeksi luka operasi merupakan hal yang biasa. Bahkan ada yang sampai masuk ke usus pun itu hal yang biasa, karena sebelum operasi pasti kita jelaskan resiko sampai ke hal yang terburuk sekalipun dengan keluarga pasien," kata Dr Boy ketika dikunjungi Kupastuntas.co pada Kamis sore, (26/09/2019).

Sebelumnya, pihak RSIA Bunda melalui dr. Boy membenarkan jika Saramanah melakukan operasi caesar di RSIA Bunda dengan lancar dan tidak ada masalah, selesai pada 11 Juli 2019. Kemudian, pasien dipersilahkan pulang dua hari kemudian karena kondisi yang sudah membaik.

Satu minggu kemudian, kata dr. Boy, pasien kembali melakukan cek ke rumah sakit, dan karena saat itu kondisinya baik maka dipersilahkan pulang. Kemudian, setelah satu bulan setengah pasca operasi, almarhum Saramanah mengeluh demam dengan luka yang berair. Saat itu, pasien melakukan pemeriksaan di puskesmas tidak langsung ke RSIA Bunda, sesuai perujukan  BPJS.

"Setelah minggu kedua perawatan di Puskesmas timbul merah-merah di badan pasien, seperti orang demam berdarah atau campak. Sehingga dirawat di Puskes selama dua hari, karena tidak ada perbaikan dan demamnya naik turun sedangkan merah-merahnya masih ada akhirnya dirujuk ke sini pada tanggal 9 bulan ini," aku dr. Boy di RSIA Bunda Liwa, Kamis (26/09/2019).

Masih kata dr Boy, setelah dirujuk ke RSIA Bunda pasien dirawat, namun karena ketersediaan alat pemeriksaan di RSIA Bunda terbatas, maka diagnosa awal almarhum adalah infeksi virus, mengarah ke campak. Menurut dr. Boy, rencananya luka itu akan ditutup atau jahit ulang, akan tetapi pasien mengalami demam tinggi sehingga hal tersebut urung dilakukan.

"Mengingat ketersediaan laboratorium di Liwa terbatas untuk mendeteksi virus dan tidak sedetail di Bandar Lampung, jadi kita putuskan untuk dirujuk ke Bandar Lampung. Itupun bukan soal lukanya tapi karena demamnya tidak turun-turun dan ruam merahnya tidak hilang-hilang," jelasnya.

Sampai di Bandar Lampung, lanjut dr. Boy, pihaknya terus mengikuti perkembangannya seperti apa dan apa penyebabnya. "Dan arahnya sama ke campak juga," ujarnya.

"Selebih dari itu kita tidak mengikuti lagi karena kita tidak bisa terlalu jauh karena itu rekam medis mereka, yang jelas itu diagnosa sementara. Jadi begitu singkat ceritanya," pungkas Dr Boy. (Iwan)

https://youtu.be/nYN4lfGRU0s

Editor :