• Jumat, 26 April 2024

Produksi Sampah Meningkat, Lapas Kotaagung Kelola Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif

Senin, 28 Oktober 2019 - 17.22 WIB
62

Kupastuntas.co, Tanggamus - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kotaagung berencana akan mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif. Dengan menggandeng Kodim 0424/ Tanggamus, Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri (SUPMN) Kotaagung, dan tim Dipa Semesta Teja Bumi (Destha) Tangerang, menggelar sosialisasi pengolahan sampah, di aula barat Lapas Kelas II B Kotaagung, Senin (28/10/2019).

Kepala Lapas Kelas II B Kotaagung, Sohibur Rachman mengungkapkan kerisauannya terkait produksi sampah di Lapas Kotaagung yang cukup tinggi, setidaknya terdapat 100 kilogram sampah dihasilkan setiap harinya dan sejauh ini belum menemukan solusi penanganannya.

"Setiap hari kita berhadapan dengan sampah dan saat ini belum menemukan solusi. Dan ketika berdiskusi dengan pak Dandim munculah ide yang bisa menghasilkan nilai ekonomi, melalui tim Destha yang didatangkan dari Tangerang untuk melakukan sosialisasi mengenai pengolahan sampah secara benar dan dapat menghasilkan," kata Sohibur.

Sohibur berharap Lapas Kelas II B Kotaagung juga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.

"Dan dengan adanya sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan pengelolaan sampah yang baik," katanya.

Sementara Dandim 0424/Tanggamus, Letkol Arh. Anang Hasto Utomo mengatakan Indonesia merupakan penyumbang sampah kedua terbanyak setelah China. Karena itu harus dicarikan solusi terbaik dari permasalahan sampah yang semakin menumpuk.

"Menggunakan alat penyulingan yang sederhana dan mampu menampung hingga puluhan kilogram sampah, namun dengan daya bahan bakar yang sama, pengolahan sampah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dan nilai ekonomis serta menumbuhkan kesejahteraan bagi rakyat," kata Anang.

Dari pengolahan sampah ini, lanjut Anang, bisa menjadi bensin, solar dan bahan bakar padat lain. Dan apabila sedang tidak ada limbah plastik, alat ini dapat digunakan untuk penyulingan minyak atsiri, yang mana kebutuhan pasar dunia masih belum terpenuhi.

"Adapun yang dapat dijadikan minyak dengan alat ini antara lain ninyak serai, minyak cengkeh, minyak jahe, minyak kamboja dan minyak pala, yang mana setiap minyak memberikan nilai ekonomi yang sangat tinggi," kata dia. (Sayuti)

https://youtu.be/ymePfjZITRw

Editor :