• Jumat, 19 April 2024

Alih Fungsi Lahan Mengancam Produksi Padi Di Lamtim

Sabtu, 16 November 2019 - 17.17 WIB
261

Kupastuntas.co Lampung Timur,

Meningkatnya alih fungsi tanam dari padi menjadi tanaman perkebunan seperti jeruk, di Kabupaten Lampung Timur, menjadi ancaman pengurangan produksi padi, sehingga Bupati Lampung Timur Zaiful Bukhari menekankan kepada Dinas Pertanian agar bersunguh sungguh untuk mempertahankan tanaman padi. Sabtu (16/11/2019).

Seusai kegiatan serimoni panen raya di Desa Telukdalem, Kecamatan Matarambaru, saat di konfirmasi Kupastuntas, Bupati Lampung Timur Zaiful Bukhari menegaskan kepada Dinas Pertanian agar benar benar melakukan pendataan persoalan alih fungsi tanaman dari padi beralih ke tanaman jeruk,"saya minta kepada dinas pertanian untuk segera mencari solusi persoalan alih fungsi tanam, dinas terkait segera melakukan pendataan".Ujar Zaiful yang di dampingi sekertaris Dinas Pertanian Lamtim.

Lanjutnya jika memang ada pengalihan tanam padi beralih ke jeruk atau tanaman kebun lainnya, harus ada lahan baru untuk pertanian padi guna mempertahankan produksi padi.

Sementara itu. Data yang di dapat Kupastuntas, di Desa Brajamuliya 80 persen sawah sudah beralih fungsi menjadi perkebunan jeruk dan karet,"sudah sejak 2013 lalu petani beralih tanam sedikitnya ada 40 hektar yang berubah tanaman dari padi menjadi tanaman kebun".Ujar Miswan warga Desa Braja Muliya.

Penyebab petani mengalihkan fungsi lahan tanam disebabkan karena banyaknya hama tikus yang berdampak pada gagal panen yang di alami ratusan petani Braja Muliya,"selain hama tikus keberadaan air juga menjadi penyebab gagal panen".Ujar Miswan.

Selama ini kata Miswan, tidak pernah ada sosialisasi dari dinas pertanian persoalan alih fungsi lahan, terutama pada dampak dan jika pemerintah menegaskan petani tetap menggarap padi dinas pertanian harus memiliki sebuah komitmen akan keberadaan air, pupuk yang mencukupi dan persoalan hama,"jika tidak ada sosialisasi dari dinas pertanian semakin tahun akan bertambah alih fungsi lahan nya".Ujar Miswan.

Bahkan salah satu Gapoktan di Desa Braja Asri, Warsito yang seharusnya menjadi promotor penambahan produksi padi justru lahan milinya seluas 5 hektar di alihkan menjadi kebun jeruk, dengan alasan keuntungan,"untuk apa mempertahankan padi, kalau sering gagal, dan menanam jeruk lebih akan lebih untung, itu pertimbangan saya".Kata Kepala Gapoktan Braja Asri Warsito. (Agus) 

Editor :