• Minggu, 07 Desember 2025

Tahun Depan, BI Perkirakan Inflasi di Lampung Meningkat Mendekati 3,1 Persen

Kamis, 05 Desember 2019 - 06.19 WIB
23

Kepala KPw BI Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan saat pemaparan pada acara Pertemuan Tahunan BI Provinsi Lampung Tahun 2019, di kantor BI setempat, Kamis (5/12/2019). Foto : Erik/kupastuntas.co

Bandar Lampung - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung memperkirakan laju inflasi Lampung di tahun 2020 akan meningkat dibanding tahun 2019.

Kepala KPw BI Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan mengungkapkan, dari sisi supply, risiko mundurnya masa tanam di akhir tahun 2019 akibat kemarau panjang menjadi faktor terbatasnya pasokan bahan pangan yang dapat memicu inflasi di awal tahun 2020.

Selain itu, lanjut dia, faktor lainnya yakni risiko level kenaikan tahunan harga barang dan jasa di tahun 2020 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan harga barang dan jasa tahun 2019.

"Hal ini dipengaruhi oleh adanya kebijakan yang dapat mendorong biaya produksi dan peningkatan biaya distribusi. Peningkatan biaya produksi tersebut antara lain didorong oleh kenaikan iuran BPJS di awal tahun 2020, risiko kenaikan tarif listrik, risiko kenaikan harga BBM dan LPG, risiko kenaikan tarif angkutan online serta adanya kebijakan peningkatan UMP Lampung sebesar 8,51 persen," jelas Budiharto, pada acara Pertemuan Tahunan BI Provinsi Lampung Tahun 2019, di kantor BI setempat, Kamis (5/12/2019).

Sementara dari sisi biaya distribusi, kata dia, peningkatan tarif tol di Jawa serta peningkatan tarif penyeberangan Merak-Bakauheni secara bertahap berisiko meningkatkan ongkos angkut sehingga mempengaruhi harga barang yang berasal dari Jawa.

Dan dari sisi permintaan, risiko yang berasal dari kemungkinan terhambatnya penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) harus diwaspadai. Terhambatnya BPNT berisiko dapat menyebabkan masyarakat yang seharusnya menerima BPNT mencari barang kebutuhan ke pasar, sehingga permintaan naik dan berpotensi untuk meningkatkan harga pasar.

"Dengan kondisi tersebut, diperkirakan bahwa inflasi Lampung pada tahun 2020 akan berada dalam kisaran 3,0 sampai 3,1 persen dengan tendensi bias ke atas dibandingkan tahun 2019. Besarnya resiko inflasi di tahun 2020 masih dapat termitigasi dengan memastikan kecukupan kondisi pasokan bahan pangan, khususnya beras yang masih terjaga," katanya.

Karena itu menurutnya, perlu optimalisasi peran lembaga penyangga stok daerah seperti BULOG dan kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga, operasi pasar cadangan beras pemerintah, penjualan mobile oleh BULOG dan Rumah Pangan Kita maupun peningkatan pemanfaatan stok beras BULOG untuk BPNT perlu terus dilaksanakan secara efektif untuk menjaga inflasi tetap stabil.

Juga, intensifikasi pendampingan dan pelatihan penanganan komoditas hortikultura di musim penghujan di awal tahun 2020 dan mitigasi ketersediaan pasokan holtikultura dengan mempercepat luas tambah tanam komoditas yang memiliki demand tinggi dan harganya sering bergejolak seperti cabai dan bawang, serta memastikan efisiensi distribusi bibit, pupuk, pestisida dan alsintan lainnya harus dilakukan agar masa tanam berjalan dengan lancar sehingga panen dapat terlaksana tepat waktu, pasokan tetap terjaga dan harga stabil.

"Mitigasi faktor musim melalui koordinasi  BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dengan Dinas terkait harus terus dilakukan untuk menentukan masa tanam yang tepat sehingga pasokan bahan pangan tetap terjaga," tukasnya. 

Editor :