• Jumat, 19 April 2024

SPALD di Desa Sumurkumbang Ditargetkan Berfungsi Awal Tahun Depan

Senin, 09 Desember 2019 - 11.51 WIB
61

Sosialisasi penggunaan SPALD di Desa Sumurkumbang oleh pihak Disperkim Lamsel, Senin (9/12/2019). Foto: Istimewa

Lampung Selatan - Guna menekan angka pencemaran air limbah rumah tangga, di seputaran Desa Sumurkumbang, Kecamatan Kalianda, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, akan memberlakukan penerapan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD), pada awal tahun 2020.

Pembangunan SPALD di Desa Sumurkumbang merupakan bantuan dari Pemerintah Australia yang bekerjasama dengan Kementerian PU-PR dan Kementerian Keuangan RI.

Plt Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Yanny Munawarti melalui Kabid Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) Dirgantara menuturkan, saat ini telah terpasang pipa yang terintegrasi ke bak tampungan SPALD sebanyak 160 unit rumah milik warga di desa setempat.

"Inshaa Allah 1 Januari 2020, keberadaan SPALD sudah bisa digunakan," jelasnya, Senin (9/12/2019).

Ia menyebutkan, angka pencemaran limbah domestik seperti limbah hasik buang air besar sembarangan (Babs), air cuci piring yang terkontaminasi deterjen/sabun, air sisa cuci baju, air sisa mandi yang cukup tinggi. Hal itu mengacu pada hasil survei sanitarian dari Dinas Kesehatan.

"Makanya, melalui SPALD ini air yang mengalir dari hilir dapat kelola dan output-nya kondisi air menjadi bersih dan layak untuk dialirkan ke badan (saluran) air," jelas Dirgantara

Dirgantara pun menegaskan, pihaknya telah berulangkali melakukan sosialisasi kepada masyarakat soal penggunaan SPALD.

"Sering, bahkan ada yang dari pusat juga yang turun. Itu kita laksanakan sejak Desember 2018 silam," jelasnya.

Ia pun menambahkan, bak tampungan SPALD di yang ada di Desa Sumurkumbang berukuran 15 X 5 meter dengan kedalaman 4 meter.

"Jadi kalau dia penuh, nanti tinggal dilakukan penyedotan saja dengan menggunakan mobil penyedot tinja milik Disperkim," kata Dirgantara.

Ketika ditanya bahaya dari pada limbah domestik itu terhadap tubuh manusia, Berdasarkan hal yang ia ketahui, Dirgantara menyebutkan, dapat terserang penyakit akibat bakteri E.coli. Hal itu bukan tanpa alasan, mengingat aliran air di bagian hulu, masih digunakan oleh warga untuk aktivitas mandi dan sebagainya.

"Salah satu upayanya yakni aliran air diolah terlebih dahulu melalui SPALD dan dialiri lagi keluar dalam kondisi bersih dari limbah domestik," tandasnya.


Editor :