Nur Samsu: Acara Nemui Nyimah Tidak Ada Unsur Politik
Kegiatan Nemui Nyimah di Balai Desa Labuhanratu 1, Kecamatan Way Jepara kurang diminati masyarakat. Foto: Dok
Lampung Timur - Tidak ada unsur
politik dalam program "Nemui Nyimah" yang dilakukan keliling di
setiap kecamatan, yang sebelumnya program tersebut dilakukan di Gedung Pusiban
setiap Kamis.
Hari ini, Selasa (17/12/2019), Nemui Nyimah dilakukan di Balai Desa Labuhanratu 1, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Saat diwawancarai usai kegiatan, Staf Ahli Bupati Lampung Timur, Nur Samsu, menegaskan, bahwa acara Nemui Nyimah sama sekali tidak ada unsur politik menjelang Pemilihan Bupati (Pilbup).
“Memang sebelumnya program Nemui Nyimah digelar di Gedung Pusiban setiap hari Kamis atau satu minggu sekali. Pak Bupati ingin merubah kegiatan ini dengan cara keliling supaya lebih dekat dengan masyarakat dan sama sekali tidak ada unsur politik,” tegas Nur Samsu.
Dijelaskan Nur Samsu, di Kecamatan Way Jepara tersebut merupakan Nemui Nyimah yang perdana dan akan diikuti oleh kecamatan lain dengan waktu yang dijadwalkan setiap dua minggu sekali. “Soal penempatan itu sudah urusan pak camat akan ditempatkan di desa mana,” kata Asisten Bupati tersebut.
Program Nemui Nyimah dilakukan sejak kepemimpinan Chusnunia Chalim, dengan tujuan guna menyerap aspirasi masyarakat terkait dengan pembangunan Kabupaten Lampung Timur, baik soal insfratruktur, sumberdaya manusia, persoalan lingkungan dan sosial.
Pantauan
Kupastuntas, kegiatan Nemui Nyimah di Balai Desa Labuhanratu 1, dipimpin
langsung oleh Staf Ahli Bupati yang diikuti oleh sejumlah kepala dinas, camat
se-Lampung Timur dan tokoh masyarakat dari berbagai desa.Dari
sembilan tokoh masyarakat aspirasi yang disampaikan mayoritas persoalan infrastruktur
jalan kabupaten. Sementara menurut penuturan Nur Samsu, semua aspirasi
masyarakat tetap akan disampaikan kepada Bupati Lamtim, Zaiful Bukhari.
“Tidak meratanya pembangunan infrastruktur jalan, karena keterbatasan anggaran yang tidak sesuai dengan luasnya Lampung Timur, sehingga perlu waktu,” pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
SPBN Margasari Diresmikan, Jadi Harapan Baru Nelayan Lampung Timur
Rabu, 12 November 2025 -
Malam Penjaga Ladang di Tepi Hutan Way Kambas
Sabtu, 08 November 2025 -
Toko Sembako di Desa Labuhanratu Lampung Timur Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Kamis, 06 November 2025 -
Nelayan Lansia Asal Lampung Timur Hilang di Laut, 4 Hari Pencarian Masih Nihil
Sabtu, 01 November 2025
Hari ini, Selasa (17/12/2019), Nemui Nyimah dilakukan di Balai Desa Labuhanratu 1, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Saat diwawancarai usai kegiatan, Staf Ahli Bupati Lampung Timur, Nur Samsu, menegaskan, bahwa acara Nemui Nyimah sama sekali tidak ada unsur politik menjelang Pemilihan Bupati (Pilbup).
“Memang sebelumnya program Nemui Nyimah digelar di Gedung Pusiban setiap hari Kamis atau satu minggu sekali. Pak Bupati ingin merubah kegiatan ini dengan cara keliling supaya lebih dekat dengan masyarakat dan sama sekali tidak ada unsur politik,” tegas Nur Samsu.
Dijelaskan Nur Samsu, di Kecamatan Way Jepara tersebut merupakan Nemui Nyimah yang perdana dan akan diikuti oleh kecamatan lain dengan waktu yang dijadwalkan setiap dua minggu sekali. “Soal penempatan itu sudah urusan pak camat akan ditempatkan di desa mana,” kata Asisten Bupati tersebut.
Program Nemui Nyimah dilakukan sejak kepemimpinan Chusnunia Chalim, dengan tujuan guna menyerap aspirasi masyarakat terkait dengan pembangunan Kabupaten Lampung Timur, baik soal insfratruktur, sumberdaya manusia, persoalan lingkungan dan sosial.
Pantauan
Kupastuntas, kegiatan Nemui Nyimah di Balai Desa Labuhanratu 1, dipimpin
langsung oleh Staf Ahli Bupati yang diikuti oleh sejumlah kepala dinas, camat
se-Lampung Timur dan tokoh masyarakat dari berbagai desa.Dari
sembilan tokoh masyarakat aspirasi yang disampaikan mayoritas persoalan infrastruktur
jalan kabupaten. Sementara menurut penuturan Nur Samsu, semua aspirasi
masyarakat tetap akan disampaikan kepada Bupati Lamtim, Zaiful Bukhari.
“Tidak meratanya pembangunan infrastruktur jalan, karena keterbatasan anggaran yang tidak sesuai dengan luasnya Lampung Timur, sehingga perlu waktu,” pungkasnya. (*)
- Penulis :
- Editor :
Berita Lainnya
-
Rabu, 12 November 2025SPBN Margasari Diresmikan, Jadi Harapan Baru Nelayan Lampung Timur
-
Sabtu, 08 November 2025Malam Penjaga Ladang di Tepi Hutan Way Kambas
-
Kamis, 06 November 2025Toko Sembako di Desa Labuhanratu Lampung Timur Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
-
Sabtu, 01 November 2025Nelayan Lansia Asal Lampung Timur Hilang di Laut, 4 Hari Pencarian Masih Nihil









