• Jumat, 18 Juli 2025

Waspada! 30 Kasus DBD Terjadi di Bandar Lampung

Minggu, 12 Januari 2020 - 20.04 WIB
399

Ilustrasi

Bandar Lampung-Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung mencatat sedikitnya sudah ada 30 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bandar Lampung, sepanjang awal tahun hingga pertengahan bulan Januari 2020.

Kepala Diskes Kota Bandar Lampung, Edwin Rusli menerangkan pada awal tahun pihaknya telah mengidentifikasi beberapa kasus penyakit diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.

"Untuk di awal tahun ini tidak lebih dari 20 sampai 30 kasus DBD, namun hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab sampai saat ini tidak ada laporan pasien DBD sampai meninggal dunia seperti di kabupaten lainnya,” jelas dia, Minggu (12/1/2020).

Edwin mengatakan, kejadian DBD ini merupakan siklus tahunan saat memasuki musim hujan. Sehingga, perlu adanya kewaspadaan terlebih di awal tahun. Mengingat curah hujan lebih sering terjadi, sehingga tingkat penyebaran virus DBD akan lebih banyak terjadi dari pada saat musim kemarau.

Oleh karena itu, lanjut Edwin, perlu adanya koordinasi lebih antara masyarakat dengan pemerintah melalui Diskes atau pun puskesmas. Jika suatu wilayah terdapat kasus DBD,  maka warga harus cepat melaporkan ke Diskes.

"Ketika terdapat warga yang terkena DBD harus segera laporkan kepada kami (Diskes), karena ada yang kami tahu dan tidak tahu. Ketika kami tahu maka bisa dilakukan fogging,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan yang sudah terdampak DBD seperti di Teluk Betung dan Panjang agar dapat dilakukan pengasapan atau fogging. (*)

Editor :
Bandar Lampung-Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung mencatat sedikitnya sudah ada 30 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bandar Lampung, sepanjang awal tahun hingga pertengahan bulan Januari 2020.

Kepala Diskes Kota Bandar Lampung, Edwin Rusli menerangkan pada awal tahun pihaknya telah mengidentifikasi beberapa kasus penyakit diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.

"Untuk di awal tahun ini tidak lebih dari 20 sampai 30 kasus DBD, namun hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab sampai saat ini tidak ada laporan pasien DBD sampai meninggal dunia seperti di kabupaten lainnya,” jelas dia, Minggu (12/1/2020).

Edwin mengatakan, kejadian DBD ini merupakan siklus tahunan saat memasuki musim hujan. Sehingga, perlu adanya kewaspadaan terlebih di awal tahun. Mengingat curah hujan lebih sering terjadi, sehingga tingkat penyebaran virus DBD akan lebih banyak terjadi dari pada saat musim kemarau.

Oleh karena itu, lanjut Edwin, perlu adanya koordinasi lebih antara masyarakat dengan pemerintah melalui Diskes atau pun puskesmas. Jika suatu wilayah terdapat kasus DBD,  maka warga harus cepat melaporkan ke Diskes.

"Ketika terdapat warga yang terkena DBD harus segera laporkan kepada kami (Diskes), karena ada yang kami tahu dan tidak tahu. Ketika kami tahu maka bisa dilakukan fogging,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan yang sudah terdampak DBD seperti di Teluk Betung dan Panjang agar dapat dilakukan pengasapan atau fogging. (*)

Berita Lainnya

-->