PA Krui Sebut Suami Mengganggur Picu Peningkatan Perceraian
Lampung Barat-Ali Muhtarom, Humas di Pengadilan Agama (PA) Krui di Liwa menyebut jika setiap tahun angka perceraian di Kabupaten Lampung Barat terus meningkat.
"Sesuai Peraturan Mahkamah Agung No 1 tahun 2016, pasutri yang mengajukan perceraian tidak langsung kita proses melainkan dilakukan mediasi terlebih dahulu," kata Ali Muhtarom, Minggu (26/1/2020).
Namun lanjut dia, berdasarkan rekapitulasi angka perceraian mengalami kenaikan rata-rata 10 persen pertahunnya. “Kita banyak menemukan istri yang menggugat suaminya karena suami tidak bekerja atau dinilai tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Tonton juga : Virus Corona yang Semakin Menyebar!
"Teknisnya ada waktu maksimal 30 hari kita berikan dengan Pasutri yang hendak berpisah sebelum diproses, tapi itu bisa di perpanjang jika bisa dimanfaatkan. Karena semua empat hakim disini ditunjuk sebagai mediator, dan ini dilakukan diluar persidangan dalam ruangan khusus dan tertutup," ungkapnya.
Menurutnya, untuk bercerai tidak mudah, karena betul-betul dikaji dan dicarikan solusi permasalahannya sebelum diputuskan. “tapi dari sekian perkara tidak sampai 10 persen yang berhasil dimediasi, karena rata-rata mereka memilih untuk tetap bercerai dengan berbagai alasan terutama faktor ekonomi,” ujarnya.
"Alasannya macam-macam, tapi kecenderungan faktor ekonomi karena angkanya mencapai 50 persen. Jadi alasan mereka ini banyak, ada yang karena suami tidak bekerja, ada yang bekerja tapi hasil tidak disampaikan, dan ada juga karena yang bekerja malah istrinya sehingga minta cerai," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
113 Peselancar Ramaikan Kejuaraan Surfing Krui Pro 2024
Rabu, 24 April 2024 -
Polisi Tangkap 5 Pemasang Jebakan Babi Tewaskan Warga Tubaba di Lumbok Seminung Lambar
Rabu, 24 April 2024 -
Dampak Banjir Bandang di Kecamatan BNS Lampung Barat
Rabu, 24 April 2024 -
Warga Tuba Tewas Diduga Kena Setrum Jebakan Babi di Lumbok Seminung Lambar
Rabu, 24 April 2024
"Sesuai Peraturan Mahkamah Agung No 1 tahun 2016, pasutri yang mengajukan perceraian tidak langsung kita proses melainkan dilakukan mediasi terlebih dahulu," kata Ali Muhtarom, Minggu (26/1/2020).
Namun lanjut dia, berdasarkan rekapitulasi angka perceraian mengalami kenaikan rata-rata 10 persen pertahunnya. “Kita banyak menemukan istri yang menggugat suaminya karena suami tidak bekerja atau dinilai tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Tonton juga : Virus Corona yang Semakin Menyebar!
"Teknisnya ada waktu maksimal 30 hari kita berikan dengan Pasutri yang hendak berpisah sebelum diproses, tapi itu bisa di perpanjang jika bisa dimanfaatkan. Karena semua empat hakim disini ditunjuk sebagai mediator, dan ini dilakukan diluar persidangan dalam ruangan khusus dan tertutup," ungkapnya.
Menurutnya, untuk bercerai tidak mudah, karena betul-betul dikaji dan dicarikan solusi permasalahannya sebelum diputuskan. “tapi dari sekian perkara tidak sampai 10 persen yang berhasil dimediasi, karena rata-rata mereka memilih untuk tetap bercerai dengan berbagai alasan terutama faktor ekonomi,” ujarnya.
"Alasannya macam-macam, tapi kecenderungan faktor ekonomi karena angkanya mencapai 50 persen. Jadi alasan mereka ini banyak, ada yang karena suami tidak bekerja, ada yang bekerja tapi hasil tidak disampaikan, dan ada juga karena yang bekerja malah istrinya sehingga minta cerai," pungkasnya. (*)
- Penulis : Iwan Irawan
- Editor :
Berita Lainnya
-
Rabu, 24 April 2024
113 Peselancar Ramaikan Kejuaraan Surfing Krui Pro 2024
-
Rabu, 24 April 2024
Polisi Tangkap 5 Pemasang Jebakan Babi Tewaskan Warga Tubaba di Lumbok Seminung Lambar
-
Rabu, 24 April 2024
Dampak Banjir Bandang di Kecamatan BNS Lampung Barat
-
Rabu, 24 April 2024
Warga Tuba Tewas Diduga Kena Setrum Jebakan Babi di Lumbok Seminung Lambar