• Kamis, 25 April 2024

Ini Tanggapan Walikota Bandar Lampung Terkait Perubahan Kurikulum Pendidikan

Selasa, 28 Januari 2020 - 17.44 WIB
132

Walikota Bandar Lampung, Herman HN, saat diskusi bersama HMI Sumbagsel, di Ruang Rapat Walikota, Selasa (28/1/2020).Foto:Sri

Sri

Bandar Lampung-Walikota Bandar Lampung, Herman HN, menjadi pemateri dengan tema "Regulasi Tata Ruang Kota dan Kesejahteraan Masyarakat", pada acara latihan kader III Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumbagsel, di Ruang Rapat Walikota, Selasa (28/1/2020).

 

Dalam diskusi tersebut Herman HN menyoroti dunia pendidikan. Pasalnya, menurut Herman setiap berganti  kepemimpinan berganti juga kebijakannya.

 

"Mentang-mentang dia punya ide ganti lagi. Yang bingung siapa? anak-anak yang jadi korban. Kita boleh menyerap ilmu tekhnologi dari mana saja, tapi anak jangan di korbankan," kata Herman.

 

Selain itu, guru-guru seharusnya tidak monoton. Misalnya guru sejarah, tidak hanya mengajarkan sejarah saja, tetapi dikaitkan ke berbagai hal.

 

"Ini nggak murid maju satu nulis udah, dia diem aja baca koran. Dan ini kan nggak bener," tegasnya.

 

Herman HN juga mengatakan bahwa pandangan terhadap perubahan kurikulum juga dapat menyebabkan pemborosan anggaran. Karena akan ada guru-guru yang study banding.

 

"Ke Bogor, Batam dan sana-sini ngabis-ngabisin duit negara aja. Karena kurikulum baru dari pendapat menteri yang baru,"tuturnya.

 

Negara ini ada sejarahnya, tetapi sejarah sering dilupakan kata Herman. Maka mencari solusinya dengan membahas dan berdiskusi bersama.

 

"Diskusilah bagaimana solusi agar negara kita baik. Dan hasil dari setiap seminar diskusi tadi, kasih kepemerintah, DPR biar mereka menyusun (kebijakan) ada buku pedomannya,"ujarnya.(*)

Editor :
Bandar Lampung-Walikota Bandar Lampung, Herman HN, menjadi pemateri dengan tema "Regulasi Tata Ruang Kota dan Kesejahteraan Masyarakat", pada acara latihan kader III Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumbagsel, di Ruang Rapat Walikota, Selasa (28/1/2020).

 

Dalam diskusi tersebut Herman HN menyoroti dunia pendidikan. Pasalnya, menurut Herman setiap berganti  kepemimpinan berganti juga kebijakannya.

 

"Mentang-mentang dia punya ide ganti lagi. Yang bingung siapa? anak-anak yang jadi korban. Kita boleh menyerap ilmu tekhnologi dari mana saja, tapi anak jangan di korbankan," kata Herman.

 

Selain itu, guru-guru seharusnya tidak monoton. Misalnya guru sejarah, tidak hanya mengajarkan sejarah saja, tetapi dikaitkan ke berbagai hal.

 

"Ini nggak murid maju satu nulis udah, dia diem aja baca koran. Dan ini kan nggak bener," tegasnya.

 

Herman HN juga mengatakan bahwa pandangan terhadap perubahan kurikulum juga dapat menyebabkan pemborosan anggaran. Karena akan ada guru-guru yang study banding.

 

"Ke Bogor, Batam dan sana-sini ngabis-ngabisin duit negara aja. Karena kurikulum baru dari pendapat menteri yang baru,"tuturnya.

 

Negara ini ada sejarahnya, tetapi sejarah sering dilupakan kata Herman. Maka mencari solusinya dengan membahas dan berdiskusi bersama.

 

"Diskusilah bagaimana solusi agar negara kita baik. Dan hasil dari setiap seminar diskusi tadi, kasih kepemerintah, DPR biar mereka menyusun (kebijakan) ada buku pedomannya,"ujarnya.(*)

Berita Lainnya

-->