Miris, Mau ke Sekolah Harus Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai

anak sekolah empat dusun di Tanggamus yang berjuang melintasi sungai untuk ke Sekolah, Rabu (5/2/2020).Foto:Sayuti
Tanggamus-Bertahun-tahun anak-anak sekolah empat dusun, Dusun Campang Muara, Neglasari, Batu Agung, dan Dusun Sidomaju Pekon Tanjung Agung, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, bertaruh nyawa menyeberangi sungai besar untuk sampai ke sekolah menuntut ilmu.
Tak tanggung-tanggung, sungai yang diseberanginya arusnya sangat deras dan dalam. Meski nyawa menjadi taruhan, para pelajar SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK ini tetap semangat menuntut ilmu untuk menggapai cita-cita.
Sebelum tiba ditepi sungai, para pelajar ini sudah berjibaku melewati jalan tanah yang rusak, dan licin. Tak sedikit diantara mereka terjatuh dari sepeda motor, atau terpeleset dalam kubangan lumpur. Baju seragam dan tas merekapun menjadi kotor.
Tapi semua itu tak menyurutkan langkah mereka untuk tiba di sekolah menuntut ilmu dengan secercah harapan menggapai asa kehidupan yang lebih baik kelak setelah dewasa.
Untuk bisa sampai ke sekolah tepat waktu, mereka kembali harus berjuang, menantang derasnya arus sungai yang sewaktu-waktu dapat menghanyutkan mereka jika tidak berhati-hati saat menyeberang.
Infrastruktur jembatan penghubung antar dusun berupa jembatan gantung yang sudah rusak, dan diganti jembatan darurat dari batang kayu yang acap "hilang" terbawa air saat sungai banjir, memaksa mereka harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai demi sampai ke sekolah.
Setiap hari, mereka melakukan itu. lantaran tidak ada jalan alternatif yang lebih dekat ke sekolah. Mereka tidak punya pilihan lain, lantaran sungai ini yang menjadi satu-satunya akses yang bisa mereka lalui. Sementara itu, jembatan yang telah lama direncanakan dibangun tak kunjung terealisasi.
Jika musim penghujan datang, hanya sedikit yang bernyali berangkat ke sekolah, berenang mengarungi sungai yang meluap, dan mengeluarkan biaya ektra membayar warga untuk memikul sepeda motor. Kebanyakan pelajar lainnya terpaksa tidak ke sekolah. Lantaran air sungai meluap dan tak bisa menyeberangi sungai yang arusnya deras dan membahayakan nyawa mereka.
Bukan hanya pelajar saja yang terisolir, tetapi ratusan warga di empat dusun tersebut tak bisa berbuat apa-apa ketika musim penghujan datang dan air sungai meluap sangat deras.
Agar seragam sekolah seperti sepatu, pakaian, dan peralatan sekolah lainnya tidak basah, mereka terpaksa membukanya ketika akan menyeberang. Diantara mereka bahkan memilih bertelanjang dada sambil sambil memegang seragam mereka.
"Kalau yang kejebur basah-basah, itu mah sudah biasa bagi kami disini. Saat sungai banjir saja, nekat berenang ga pake alat, demi bisa sekolah," kata Aan, seorang pelajar SMP.
Menurut Aan, biasanya saat banjir, mereka membawa baju ganti. Satu stel digunakan saat berangkat ke sekolah untuk berenang, dan satu stel seragam sekolah. "Kan banyak yang bawa motor, jadi motornya dipikul rame-rame. Kalau seragam dan buku basah, sudah biasa," katanya lagi.
Sementara sejumlah warga yang khawatir anaknya hanyut terbawa arus, terutama siswa Sekolah Dasar (SD), umumnya mengantar-jemput anak mereka ke sekolah setiap hari.
Selama ini, para pelajar maupun warga, sangat berharap jembatan dibangun diatas sungai tersebut. Karena keberadaan jembatan itu merupakan satu-satunya harapan mereka untuk melanjutkan kehidupan mereka yang lebih baik. Pasalnya, tak jarang hasil pertanian dan kebun mereka tidak bisa dijual karena tidak ada akses jalan ke pasar.
"Beginilah potret kehidupan anak-anak sekolah disini, setiap hari nyeberangin sungai, berbasah-basah bahkan sampai berenang. Miris memang, ini semua karena tak ada jembatan permanen," kata Usman (45), salah seorang warga setempat.
Kondisi ini sudah lama dialami warga dan hingga kini tidak ada tanggapan Pemerintah Kabupaten Tanggamus, sementara anggaran dana desa (ADD) juga seperti tak mampu membuat jembatan ini, entah menguap kemana dana besar itu. (*)
Berita Lainnya
-
Pemkab Tanggamus Berlakukan Pajak 10 Persen kepada Konsumen Rumah Makan
Rabu, 06 Agustus 2025 -
Dua Pelajar Tewas Usai Tabrak Mobil di SPBU Banjarnegeri Tanggamus
Rabu, 06 Agustus 2025 -
Pemkab Tanggamus Umumkan Hasil Verifikasi Media Massa: 178 Media Harian Diverifikasi, Tak Ada Satupun Masuk Kategori A
Rabu, 06 Agustus 2025 -
Polisi Bekuk Pencuri Mobil L300 di Ulubelu Tanggamus, Rekan Pelaku Masih Buron
Selasa, 05 Agustus 2025