• Senin, 07 Juli 2025

Thomas Riska : Sejak Wisata Tegal Mas Buka, Nelayan Sekitar Makin Sejahtera

Kamis, 06 Februari 2020 - 21.40 WIB
1.4k

Direktur Utama Kupas Tuntas Grub, Donald Harris Sihotang sedang berbincang dengan Owner Bukit Mas, Puncak Mas dan Tegal Mas, di Bukit Mas, Kamis(6/2/2020).Foto:Tampan

Bandar Lampung-Cuaca dingin mendung dan rintik gerimis menyambut kunjungan tim Kupas Tuntas saat tiba di Bukit Mas, Bandar Lampung, Kamis (6/2/2020).

 

Beberapa spot pemandangan di tempat ini memang benar-benar memanjakan mata. Namun tak begitu lama, sosok yang ditunggu-tunggu pun tiba. 

 

Ia adalah Thomas Aziz Riska, pelaku wisata di Lampung yang juga Owner Bukit Mas, Puncak Mas dan Tegal Mas.

 

Dengan hangat ia menyapa setiap Kru Kupas Tuntas Group yang datang.

 

“Selamat ya bang Sihotang atas kelulusannya,” kata dia menyapa Direktur Utama Kupas Tuntas, Donald Harris Sihotang yang baru saja lulus S2 Magister Manajemen.

 

Thomas pun banyak bercerita tentang perkembangan wisata di Bumi Ruwa Jurai. Menurutnya, wisatawan yang berkunjung saat ini sudah didominasi pengunjung dari luar daerah. Hal itu tak terlepas dari dibukanya Jalan Tol Trans Sumatera, dan peningkatan Status Bandara Radin Inten II menjadi bandara internasional. 

“Hari ini lebih banyak pendatang luar daripada masyakat Lampung, khususnya Palembang, Bengkulu dan seterusnya. Ini tentu sangat kita hargai,” kata Thomas Riska. 

 

Thomas mengatakan, dengan meningkatnya kunjungan wisata, maka akan berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Ia mencontohkan keadaan di sekitar Pulau Tegal Pesawaran. 

 

Dahulu sebelum ada Wisata Tegal Mas, nelayan di daerah pesisir tiap malam hanya mencari ikan. Pergi melaut 2 hingga 3 malam, itu pun belum tentu pulang bawa hasil. Bahkan terkadang tidak melaut karena kondisi cuaca yang buruk sehingga tidak ada penghasilan sama sekali. Tapi hari ini sebagian besar nelayan bisa mendapatkan penghasilan dengan antar jemput wisatawan. 

 

“Ada 140 nelayan yang tergabung dalam koperasi kita Insya Allah mereka tiap hari bisa mencari penumpang. Setiap hari mereka bisa pulang bertemu dengan keluarga. Dan dipastikan uang Rp500 sampai Rp1 juta bisa mereka membawa rezeki pulang,” ujarnya. 

 

Artinya wisata ini bisa menciptakan lapangan kerja baru. Belum lagi di daerah sekitar pulau tumbuh ekonomi kerakyatan. Misalnya warga mulai menjual makanan, kerajinan tangan dan juga penyediaan jasa. Hal ini tentunya karena banyak pengunjung. 

 

Maka dari itu, Thomas berharap agar Pemerintah Daerah baik Pemkab Pesawaran maupun Pemprov Lampung peka menangkap peluang ini.

 

Masyarakat perlu diajari dan dibina untuk membangun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sehingga para wisatawan yang akan pulang dari Lampung punya oleh-oleh khas Lampung. 

 

“Mereka perlu disadarkan dengan pembinaan membuat souvenir. Bisa topi, siger, patung gajah dan sebagainya. Masyarakat harus menangkap peluang home industri ini karena saya melihat ini masih sulit buat kita,” jelas dia. 

 

Tak hanya membangun UMKM bagi masyarakat, pemerintah juga harus memastikan dukungan infrastuktur sudah memadai. Thomas menyebut, setiap libur nasional, jalan menuju area wisata di Pesawaran selalu macet total. 

 

“Ketika hari-hari besar seperti Natal, Tahun Baru dan Idul Fitri, menuju tempat kami itu pasti macet. Jaraknya 23 Km ditempuhnya 5 jam. Karena masyarakat liburan tumpahnya kesana semua. Sementara lebar jalan hanya sekitar 4 meter,” kata dia. 

 

Namun Thomas mengaku bersyukur, karena saat ini sudah ada rencana dari Pemprov Lampung akan membangun jalan dua jalur dari arah Bandar Lampung hingga ke Kiluan Tanggamus. 

 

“Saya berharap program Pak Gubernur ke depan dalam rencana melebarkan jalan tersebut sampai ke Armabar Marinir dan Kiluan itu terwujud. Saya membaca di media akan membuka dua jalur. Saya sukacita ini, mudah-mudahan ini jadi kenyataan,” kata dia semangat. (*)

 

Editor :