• Minggu, 21 Desember 2025

Diskes Lampung Sebut Semua Kabupaten/Kota Rawan Endemik DBD

Sabtu, 08 Februari 2020 - 13.50 WIB
71

Kepala Diskes Provinsi Lampung, Reihana saat memberi keterangan, Sabtu (8/2/2020). Foto: Ist

Bandar Lampung-Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung ingin memperluas pelatihan juru pemantau jentik (jumantik), untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Diskes Provinsi Lampung, Reihana mengatakan pihaknya dan Diskes kabupaten/kota terus melakukan koordinasi. Ia menginstrusikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus terus dilakukan dengan gerakan 3M plus.

"Semakin banyak masyarakat yang secara sukarela mengikuti pelatihan jumantik, upaya pencegahan DBD akan semakin efektif," kata Reihana, Sabtu (8/2/2020).

Dikatakan, program PSN dilakukan dengan menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan tempat lainnya.

Selanjutnya, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

"Kami punya program PSN, 1 rumah 1 jumantik. Di sekolah, desa dan kecamatan juga terus dilakukan pelatihan jumantik oleh pihak dinas kesehatan setempat," imbuhnya.

Dia menambahkan, semua kabupaten/kota rawan endemik penyebaran jentik nyamuk DBD. Oleh sebab itu, semua pihak harus terlibat aktif untuk memerangi demam berdarah dengue dengan menjaga pola hidup dan lingkungan yang sehat. 

"Untuk fogging dan bubuk abate sudah siap sampai kabupaten/kota. Begitu juga alat fogging sudah disebarkan ke kabupaten/kota, bahkan di setiap daerah sudah ada alatnya. Bila kurang, berkoordinasi dengan provinsi. Masyarakat juga harus aktif melapor kepada aparatur setempat," katanya. (*)

Editor :
Bandar Lampung-Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung ingin memperluas pelatihan juru pemantau jentik (jumantik), untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Diskes Provinsi Lampung, Reihana mengatakan pihaknya dan Diskes kabupaten/kota terus melakukan koordinasi. Ia menginstrusikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus terus dilakukan dengan gerakan 3M plus.

"Semakin banyak masyarakat yang secara sukarela mengikuti pelatihan jumantik, upaya pencegahan DBD akan semakin efektif," kata Reihana, Sabtu (8/2/2020).

Dikatakan, program PSN dilakukan dengan menguras atau membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan tempat lainnya.

Selanjutnya, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

"Kami punya program PSN, 1 rumah 1 jumantik. Di sekolah, desa dan kecamatan juga terus dilakukan pelatihan jumantik oleh pihak dinas kesehatan setempat," imbuhnya.

Dia menambahkan, semua kabupaten/kota rawan endemik penyebaran jentik nyamuk DBD. Oleh sebab itu, semua pihak harus terlibat aktif untuk memerangi demam berdarah dengue dengan menjaga pola hidup dan lingkungan yang sehat. 

"Untuk fogging dan bubuk abate sudah siap sampai kabupaten/kota. Begitu juga alat fogging sudah disebarkan ke kabupaten/kota, bahkan di setiap daerah sudah ada alatnya. Bila kurang, berkoordinasi dengan provinsi. Masyarakat juga harus aktif melapor kepada aparatur setempat," katanya. (*)

Berita Lainnya

-->