• Kamis, 28 Maret 2024

Disdik Segera Periksa Dugaan Kepsek SDN 2 Gunung Sulah Selewengkan Dana BOS

Senin, 17 Februari 2020 - 20.23 WIB
259

Rapat Dengar Pendapat (Hearing) Komisi IV, Dinas Pendidikan (Disdik) Bandar Lampung, serta Kepsek SDN 2 Gunung Sulah Yuliawati, di ruang Komisi IV DPRD Bandar Lampung, Senin (17/2/2020). Foto: Wanda/kupastuntas.co

Bandar Lampung – Mengetahui adanya tindakan Kepsek SDN 2 Gunung Sulah Yuliawati yang dinilai bersikap arogan, bahkan diduga menyelewengkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Kabid Dikdas Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandar Lampung, Megapuri mengatakan pihaknya segera turunkan tim ke sekolahan tersebut.

"Secepatnya pak kami akan audit dan kami segera laporkan hasilnya," jelasnya saat Rapat Dengar Pendapat (Hearing) Komisi IV, Dinas Pendidikan (Disdik) Bandar Lampung, serta Kepsek SDN 2 Gunung Sulah Yuliawati, di ruang Komisi IV DPRD Bandar Lampung, Senin (17/2/2020).

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 2 Gunung Sulah Bandar Lampung, Yuliawati mengatakan, jika ia sudah meminta maaf kepada salah seorang guru yang ia lakukan tindakan arogan tersebut.

"Saya sudah minta maaf. Soal dana BOS silahkan dilihat dalam laporan saya," kata dia.

Sebelumnya, salah satu guru SDN 2 Gunung Sulah yang tak ingin dicantumkan namanya mengaku, jika Kepsek tersebut sejak pertama bekerja di selolah tersebut telah melakukan tindakan arogan, yakni kerap memarahi guru dengan kalimat kasar. Bahkan kepsek tersebut selalu membentak dengan menggebrak meja.

“Dia selalu membentak kami dengan kalimat kasar, padahal salah kami hanya sedikit, namun kalimat kasar selalu keluar, bahkan sering gebrak meja saat mengungkapkan apapun kepada kami,” kata dia.

Tak hanya itu, sikap arogan dan pemarah tersebut, Kepsek tunjukan ketika memarahi guru di depan siswa. ”Kami tidak terima diperlakukan seperti ini, kami ini manusia lho, bukan binatang. Kami punya harga diri. Kami ingin bekerja yang nyaman,”ungkapnya.

Tak hanya sikap arogan, namun Yuliawati juga diduga menyelewkan anggaran BOS, serta memalsukan tandatangan.

Ia menceritakan, ada beberapa kegiatan yang mengatasnamakan kegiatan disekolah, tapi yang mana pengeluaran kwatansinya tak sesuai dengan anggaran yang ada.

“Seperti alat tulis sekolah, kami hanya diberikan satu saja, padahal jelas lho anggarannya banyak untuk keperluan alat tulis sekolah,” ucapnya. (*)

Editor :

Berita Lainnya

-->