Isi Seminar Kebangsaan di Lampung, Ini Yang Disampaikan Letjen TNI (Purn) TB Silalahi
Letjen TNI (Purn) TB Silalahi mengisi Seminar Kebangsaan di Gedung GPID Agape Telukbetung Selatan, Rabu (19/2/2020). Seminar yang bertema “Menghadapi Tantangan di Era Industri 4.0” ini dihadiri ratusan peserta yang didominasi mahasiswa dan pemuda. Foto: Tampan
Bandar Lampung - Letjen TNI (Purn) TB Silalahi mengisi Seminar Kebangsaan di Gedung GPDI Agape Telukbetung Selatan, Rabu (19/2/2020). Seminar yang bertema “Menghadapi Tantangan di Era Industri 4.0” ini dihadiri ratusan peserta yang didominasi mahasiswa dan pemuda.
Dalam seminar yang digelar Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) ini, Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia era Presiden Suharto ini menyampaikan berbagai hal selama ia masih aktif menjabat di Satuan TNI. Ia juga memberikan berbagai wejangan kepada pemuda agar siap menghadapi tantangan di era teknologi saat ini.
Menurut Letjen TNI (Purn) TB Silalahi, ada 6 poin yang dituntut dalam era Industri 4.0 yaitu, kecepatan, kecerdasan, kreativitas, visioner, kolaborasi (team work) dan karakter.
Ia pun beberapa kali menekankan poin karakter. Karena menurutnya, untuk menjadi negara maju, syaratnya adalah kualitas karakter yang diwariskan turun temurun.
“Kalau yang diwariskan itu turun temurun, kalau memang ada yang kurang bagus harus diperbaiki. Diubah atau dibina,” kata dia.
Ia menilai, masalah karakter menjadi salah satu hal yang paling penting untuk segera dibenahi. Mantan Asisten I KASAD ini mencontohkan pembangunan karakter dalam lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya, yaitu “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”.
“Jadi yang duluan dibangun itu seharusnya jiwanya, pembangunan karakter maksudnya. Yang dibangun selama ini baru badannya, ekonominya. Sejak di masa Bung Karno ada yang disebut dengan Karakter Buliding tapi nggak ada konsep. Sampai (di masa) Pak Jokowi dengan Revolusi Mental, nggak ada konsep. Padahal karakter ini lah yang menjadi pondasi daripada bangsa,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, TB Silalahi juga sedikit membahas tentang sejarah. Yaitu dari masa perang dunia kedua hingga perkembangan negara-negara yang terlibat. Ia mencontohkan negara Jepang, yang saat PD II hancur terkena bom atom di Hirosima dan Nagasaki di tahun 1945. Negara itu babak belur karena kalah perang melawan Sekutu.
Sementara di tahun yang sama, Indonesia juga menjadi negara yang merdeka dari Penjajahan Belanda. Bicara soal ekonomi, menurut TB Silalahi, kondisi Jepang saat itu lebih miskin dari Indonesia karena Indonesia berlimpah SDA, sementara Jepang tidak punya.
“Tapi di era 60an saat pemerintahan diambil alih Pak Harto, atau sekitar 20 tahun setelah Perang Dunia II, justru Jepang yang membantu ekonomi Indonesia. Bahkan Jepang membangun industrinya di Indonesia, seperti mobil-mobil, sepeda motor, pabrik tekstil dan sebagainya,” jelas dia.
Begitu juga dengan Negara India. Meski dulunya termasuk negara miskin dengan jumlah penduduk yang sudah lebih 1 miliar, tetapi saat ini India menjadi negara yang mengirimkan tenaga-tenaga kerja terampil ke berbagai wilayah. Tenaga kerja yang dikirim adalah para ahli dan profesional, bukan tenaga kerja tingkatan buruh.
“India termasuk negara pengekspor skill labour yang paling tinggi di dunia. Indonesia mengirim TKI baru di tingkatan pembantu/buruh di Singapore, Hongkong, Saudi Arabia,” kata dia.
Maka dari itu, tokoh Batak ini mengimbau para pemuda di Lampung agar bisa meningkatkan kemampuannya sesuai tuntutan zaman. Sehingga bisa memenangkan persaingan, kompetitif dan pekerja keras. Di akhir pemaparannya, TB Silalahi membuka sesi tanya jawab kepada para peserta. (*)
Berita Lainnya
-
Lampung Dapat Tambahan Kuota LPG 3 Kg Sebanyak 17.261 MT
Senin, 22 Desember 2025 -
Pengurus DPD NasDem Bandar Lampung Resmi Dilantik, Targetkan Dua Besar Pemilu 2029
Senin, 22 Desember 2025 -
Perempuan Berdaya Jadi Kunci Kota Unggul, Eva Dwiana Serukan Penguatan Peran Ibu di Hari Ibu ke-97
Senin, 22 Desember 2025 -
Basarnas Lampung Patroli di Selat Sunda Pantau Arus Mudik Libur Nataru 2025/2026
Senin, 22 Desember 2025
Dalam seminar yang digelar Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) ini, Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia era Presiden Suharto ini menyampaikan berbagai hal selama ia masih aktif menjabat di Satuan TNI. Ia juga memberikan berbagai wejangan kepada pemuda agar siap menghadapi tantangan di era teknologi saat ini.
Menurut Letjen TNI (Purn) TB Silalahi, ada 6 poin yang dituntut dalam era Industri 4.0 yaitu, kecepatan, kecerdasan, kreativitas, visioner, kolaborasi (team work) dan karakter.
Ia pun beberapa kali menekankan poin karakter. Karena menurutnya, untuk menjadi negara maju, syaratnya adalah kualitas karakter yang diwariskan turun temurun.
“Kalau yang diwariskan itu turun temurun, kalau memang ada yang kurang bagus harus diperbaiki. Diubah atau dibina,” kata dia.
Ia menilai, masalah karakter menjadi salah satu hal yang paling penting untuk segera dibenahi. Mantan Asisten I KASAD ini mencontohkan pembangunan karakter dalam lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya, yaitu “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”.
“Jadi yang duluan dibangun itu seharusnya jiwanya, pembangunan karakter maksudnya. Yang dibangun selama ini baru badannya, ekonominya. Sejak di masa Bung Karno ada yang disebut dengan Karakter Buliding tapi nggak ada konsep. Sampai (di masa) Pak Jokowi dengan Revolusi Mental, nggak ada konsep. Padahal karakter ini lah yang menjadi pondasi daripada bangsa,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, TB Silalahi juga sedikit membahas tentang sejarah. Yaitu dari masa perang dunia kedua hingga perkembangan negara-negara yang terlibat. Ia mencontohkan negara Jepang, yang saat PD II hancur terkena bom atom di Hirosima dan Nagasaki di tahun 1945. Negara itu babak belur karena kalah perang melawan Sekutu.
Sementara di tahun yang sama, Indonesia juga menjadi negara yang merdeka dari Penjajahan Belanda. Bicara soal ekonomi, menurut TB Silalahi, kondisi Jepang saat itu lebih miskin dari Indonesia karena Indonesia berlimpah SDA, sementara Jepang tidak punya.
“Tapi di era 60an saat pemerintahan diambil alih Pak Harto, atau sekitar 20 tahun setelah Perang Dunia II, justru Jepang yang membantu ekonomi Indonesia. Bahkan Jepang membangun industrinya di Indonesia, seperti mobil-mobil, sepeda motor, pabrik tekstil dan sebagainya,” jelas dia.
Begitu juga dengan Negara India. Meski dulunya termasuk negara miskin dengan jumlah penduduk yang sudah lebih 1 miliar, tetapi saat ini India menjadi negara yang mengirimkan tenaga-tenaga kerja terampil ke berbagai wilayah. Tenaga kerja yang dikirim adalah para ahli dan profesional, bukan tenaga kerja tingkatan buruh.
“India termasuk negara pengekspor skill labour yang paling tinggi di dunia. Indonesia mengirim TKI baru di tingkatan pembantu/buruh di Singapore, Hongkong, Saudi Arabia,” kata dia.
Maka dari itu, tokoh Batak ini mengimbau para pemuda di Lampung agar bisa meningkatkan kemampuannya sesuai tuntutan zaman. Sehingga bisa memenangkan persaingan, kompetitif dan pekerja keras. Di akhir pemaparannya, TB Silalahi membuka sesi tanya jawab kepada para peserta. (*)
- Penulis :
- Editor :
Berita Lainnya
-
Senin, 22 Desember 2025Lampung Dapat Tambahan Kuota LPG 3 Kg Sebanyak 17.261 MT
-
Senin, 22 Desember 2025Pengurus DPD NasDem Bandar Lampung Resmi Dilantik, Targetkan Dua Besar Pemilu 2029
-
Senin, 22 Desember 2025Perempuan Berdaya Jadi Kunci Kota Unggul, Eva Dwiana Serukan Penguatan Peran Ibu di Hari Ibu ke-97
-
Senin, 22 Desember 2025Basarnas Lampung Patroli di Selat Sunda Pantau Arus Mudik Libur Nataru 2025/2026









