Kapolda Lampung: Berpikir Global, Bertindak Lokal

Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto saat menerima kunjungan Kupas Tuntas Grup di ruang kerjanya, Kamis (12/03/2020). Foto: Doc/Kupastuntas.co
Bandar Lampung - Kemajuan teknologi dalam kehidupan masyarakat berkembang pesat dan tidak terbendung. Permasalahan yang terjadi pun semakin kompleks. Kencangnya arus informasi kerap menyeret permasalahan di luar negeri masuk ke Indonesia. Polisi selaku penegak hukum harus siap menghadapinya. Demikian disampaikan Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto saat menerima kunjungan Kupas Tuntas Grup di ruang kerjanya, Kamis (12/03/2020).
Tim Kupas Tuntas dipimpin Direktur Utama Kupas Tuntas Grup, Donald Haris Sihotang, didampingi Pimred, Zainal Hidayat, Pimprus, Suhaili dan sejumlah staf.
Kapolda mengatakan, dalam menjalankan tugas polisi harus berpikir global dan bertindak lokal. Apa maksudnya? Polisi harus bisa mengikuti perkembangan situasi global yang bisa saja berimbas di lokal/daerah sehingga ada tindakan pencegahan. Terutama konflik berbau SARA.
"Contohnya dulu ada pengeboman oleh Pasukan AS di Afganistan, kemudian yang terjadi adalah demo ricuh di Kedutaan AS di Jakarta, padahal itu kan nggak ada kaitannya. Begitu juga dengan kerusuhan di India dan Rohingya. Itu bisa menyebar jadi konflik di Indonesia. Hal-hal seperti ini yang harus diantisipasi di daerah masing-masing,” kata dia.
Di era saat ini, Polisi juga tak cukup hanya sekedar reaktif jika ada masalah, tetapi harus pro aktif. Yaitu melakukan pencegahan dan antisipasi bebagai masalah yang bisa muncul di tengah masyarakat. Bahkan polisi saat ini harus turun tangan mengurusi hal-hal yang sebenarnya bukan Tupoksi dari Polri.
Contohnya, masalah banjir. "Dulu polisi harus reaksi cepat, ada masalah langsung bergerak. Tapi sekarang nggak nunggu ada masalah, harus bisa melakukan pencegahan. Soal banjir misalnya. Saya waktu masih bertugas di Jakarta sering mendatangi pintu air untuk mengecek ketinggian air, padahal nggak ada hubungannya polisi dengan banjir,” ujar mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
"Waktu saya bertugas di Jakarta, pas musim hujan saya datang ke pintu air Katulampa Bogor. Kalau aliran air naik saya minta (petugas pantau) supaya langsung telpon saya. Jadi kita harus proaktif mencegah jangan sampai masyarakat jadi korban bencana,” bebernya.
Polisi juga harus siap melakukan pengamanan di semua lini sesuai kemajuan zaman. Menurut lulusan Akpol 1988 ini, jagat dunia maya masih dipenuhi berita-berita hoax, ujaran kebencian, provokasi hingga kasus kriminal menggunakan jaringan internet. Maka Polri juga membentuk Patroli Siber untuk mengungkap berbagai pelanggaran tersebut.
"Hoax di dunia maya ada tiap hari dan semua orang tanpa batas gender dan usia semua bisa mengakses. Maka polisi ikut mengawal peradaban, bagaimana supaya warga santun ber-Medsos, dan sebagainya sehingga terbentuklah etika universal,” jelas dia.
Namun soal personel, Kapolda mengakui jumlahnya masih belum ideal. Karena perbandingan jumlah polisi dengan penduduk Lampung 1 banding 900. Maka dalam melakukan tugas-tugasnya Kapolda juga mengutamakan patnership, baik dengan berbagai instansi pemerintah, media, tokoh masyarakat dan sebagainya.
Selain itu, dalam memenangkan persaingan di era teknologi ini, Jenderal Bintang 2 ini juga membahas tentang ‘Strategi Lautan Biru’. Yaitu dengan cara membuat pasar baru di mana tidak banyak pemain yang ada di pasar tersebut. Lawan dari lautan biru ini adalah lautan merah, yaitu pasar yang sudah begitu banyak orang bersaing di dalamnya.
Laut merah adalah semua industri yang eksis saat ini, pasar yang sudah diketahui dan dan sudah sulit untuk bersaing.
Sebaliknya laut biru menyatakan semua industri yang belum ada saat ini, pasar yang masih belum diketahui sehingga belum terdapat persaingan.
Laut biru ini bisa dicontohkan dengan kemunculan start up seperti gojek. Hanya dengan modal aplikasi dapat menumbangkan perusahaan transportasi raksasa seperti Blue Bird yang dulunya sempat berjaya, tapi kalah bersaing karena tidak mengikuti kemajuan zaman.
"Kalau kita sudah tahu itu lautan merah ngapain masuk ke sana. Lebih baik kita masuk ke laut biru yang masih sangat terbuka peluangnya, sehingga kita bisa bertumbuh di situ,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Kupas Tuntas Grup, Donald Haris Sihotang, mengucapkan terima kasih atas penerimaan dari Kapolda Lampung. Donald yang saat ini juga menjabat Kabid Media Humas dan Hukum FKPT Provinsi Lampung meminta dukungan dari Polda untuk sama-sama aktif mencegah penyebaran paham-paham radikal di Lampung.
"Bulan April mendatang FKPT Lampung akan mengadakan kegiatan literasi menangkal peredaran paham radikalisme dan terorisme. Kami akan mengundang berbagai pihak seperti awak media, UKM Pers, termasuk para Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Bandar Lampung,” ujar Donald.
Donald mengatakan, dalam mencegah peredaran paham radikal harus dilakukan pencegahan ke semua lini. Termasuk kaum ibu dan anak-anak sehingga tidak mudah terpapar. Karena paham-paham yang tidak menerima Pancasila sudah banyak tersebar terutama di media sosial. Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan karikatur dari Donald Sihotang kepada Kapolda, lalu sebaliknya penyerahan plakat dari Kapolda. (*)
Berita Lainnya
-
Peringati HUT Ke-9, Puslatpurmar 8 Teluk Ratai Gelar Bakti Sosial Donor Darah
Kamis, 15 Mei 2025 -
PMI Asal Lampung Terbanyak Kelima Se-Nasional, Pemerintah Siapkan Kelas Migran di SMA/SMK
Kamis, 15 Mei 2025 -
Kakak Beradik Diduga Tewas Dibunuh, Polda Lampung Terjunkan Tim ke Pesisir Barat
Kamis, 15 Mei 2025 -
Danbrigif 4 Mar/BS Gelar Ajang ‘Ajabra Warrior’ Peringati HUT ke-22 Yonif 7 Marinir
Kamis, 15 Mei 2025