Ketua HNSI Lampung Timur Andi Baso: Nelayan Jangan Terprovokasi
Ketua HNSI Lampung Timur Andi Baso reda emosi ibu ibu yang melakukan unjuk rasa di depan kantor Polairut Desa Margasari, Kecamatan Labuhanmaringgai. Foto: Agus Susanto/Kupastuntas.co
Lampung Timur - Persoalan tambang pasir laut di wilayah Sekopong, hinggaterbakarnya kapal tongkang milik perusahan serta adanya penangkapan terhadap salah satu nelayan, diharapkan kepada semua pihak yang ada di Labuhanmaringgai, tidak terprovokasi oleh siapapun.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Timur Andi Baso, saat mereda emosi ibu ibu warga Desa Margasari, yang melakukan unjuk rasa di depan kantor Polairut, Minggu (16/03/2020) siang.
Andi Baso menegaskan, ia menolak keras dengan adanya penyedotan pasir laut di wilayah Sekopong, karena dengan tersedotnya pasir laut di wilayah sekopong akan merusak ekosistem laut dan bisa menyebabkan kepunahan satwa laut yang menjadi sumber rejeki nelayan, terutama rajungan dan cumi,"penolakan itu sudah terjadi sejak 2015 silam, bukan hanya akhir akhir ini".Ujar Andi Baso.
Sementara persoalan tertangkapnya nelayan bernama Afrijal, semua merasa empati terutama keluarga Afrijal, mereka berharap agar Afrijal bisa dibebaskan dari penahanan kepolisian. Upaya pendampingan hukum masih dalam proses mediasi,"HNSI daerah Lamtim dan HNSI Provinsi masih memperjuangkan persoalan Afrijal bersama rekan rekan anggota DPRD" Ujarnya.
Terkait dengan pihak kepolisian yang melakukan penangkapan, diharapkan semua nelayan harus bisa mengambil sikap yang bijak, jangan terlau menyudutkan pihak keamanan baik Polisi maupun TNI, sebab pihak kepolisian melakukan penahanan pasti ada alasannya,"kita semua nelayan harus cermat, jangan sampai ada yang menunggangi (nelayan) dalam persoalan tersebut" Pungkasnya.(*)
Berita Lainnya
-
SPBN Margasari Diresmikan, Jadi Harapan Baru Nelayan Lampung Timur
Rabu, 12 November 2025 -
Malam Penjaga Ladang di Tepi Hutan Way Kambas
Sabtu, 08 November 2025 -
Toko Sembako di Desa Labuhanratu Lampung Timur Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Kamis, 06 November 2025 -
Nelayan Lansia Asal Lampung Timur Hilang di Laut, 4 Hari Pencarian Masih Nihil
Sabtu, 01 November 2025









