• Rabu, 14 Mei 2025

Kadis Kesehatan Lampung Beberkan Riwayat Perjalanan Pasien Positif Corona

Rabu, 18 Maret 2020 - 19.38 WIB
766

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana saat melakukan konferensi pers di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), Rabu (18/03/2020) malam. Foto: Siti/Kupastuntas.co

Bandar Lampung - Satu Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang sedang mendapatkan perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dinyatakan positif terpapar virus Covid-19, Rabu (18/03/2020).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, menceritakan asal mula laki-laki (62) tahun tersebut bisa tertular virus tersebut.

Baca juga : Satu Warga Lampung Positif Corona

Pasien tersebut sebelumnya dilaporkan oleh sang anak (35 tahun), yang mendapatkan informasi pada tanggal 14 Maret 2020 dari perkumpulan jamaah Lampung, bahwa terdapat satu jamaah telah meninggal dunia dengan diagnosis Covid-19 di Jawa Tengah. Kemudian satu lainnya tengah dirawat di Jakarta dengan penanganan yang sama. 

Awalnya, pada tanggal 25 hingga 28 Februari, laki-laki (62) tahun tersebut menghadiri seminar di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston, Bogor, Jawa Barat.

Baca juga : Satu PDP di RSUDAM Positif Corona

Lalu pada tanggal 29 Februari pasien kembali ke Bandar Lampung dan merasakan gejala Covid-19 pada tanggal 3 Maret, seperti batuk, pilek, demam, sesak nafas, tenggorokan terasa sakit dan susah menelan makanan serta suhu tubuh 37 derajat.

"Lalu pasien tersebut melakukan pemeriksaan di praktik dokter swasta, lalu melalukan pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit Advent, dan diduga mengidap 

widal untuk thypoid," beber Reihana saat melakukan konferensi pers di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), yang beralamat di Jalan Soekarno - Hatta, Badar Lampung, Rabu (18/03/2020) malam.

Lalu pada tanggal 13 Maret  melakukan pemeriksaan kembali di puskesmas Simpur, keadaannya saat itu tekanan darahnya masih normal, dicek lagi widalnya dan saat bertanya kepada pasien, pasien belum menyatakan adanya riwayat kontak saat pertemuan di Bogor.

Pasien tidak bercerita bahwa pernah kontak dengan yang acara di Bogor. "Lalu pada tanggal 14 Maret anak pasien tersebut meminta untuk di rujukan BPJS untuk dibawa ke RSUDAM, dan langsung mendapat perawatan di ruang isolasi," jelasnya.

"Jadi untuk informasi, di Lampung ini saya punya kebijakan kalau orang sudah masuk dalam PDP (pasien dalam pemantauan) sambil kita menunggu hasil laboratorium, kita sudah melakukan tracking. Baik dengan siapa saja dia bertemu, kontak itu sudah ada datanya jadi tak kala hasil lab datang kita tinggal melakukan pemeriksaan swab atau tracking terhadap orang-orang yang ditemui pasien tersebut," lanjutnya.

"Jadi semua orang yang pernah berkontak dengan pasien tersebut akan kami treking mulai dari istri, anak, cucu, dokter,  hingga perawat yang sempat menangani di Puskesmas," pungkas Reihana. (*)