• Kamis, 15 Mei 2025

IDI Sayangkan Penolakan Warga Terhadap Pemakaman Jenazah Covid-19

Rabu, 01 April 2020 - 17.07 WIB
111

Ketua IDI cabang Bandar Lampung, dr Aditya M Biomed. Foto: Doc/Kupastuntas.co

Sri

Bandar Lampung - Terkait banyak penolakan dari masyarakat, atas pemakaman jenazah pasien corona 02 yang meninggal dunia pada Senin (30/03/2020) lalu. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sangat menyayangkan atas kejadian tersebut. Pasalnya pemakaman jenazah itu sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Ketua IDI cabang Bandar Lampung, dr Aditya M Biomed mengatakan, bahwa memang ada perlakuan khusus terhadap mayat-mayat yang meninggal karena penyakit Covid-19, dan itu sudah ada SOP nya dari Pemerintah.

Diungkapkannya, bahwa mulai dari pembungkusan mayat, sampai ada tiga lapis. dan juga paling luarnya dibungkus plastik, kemudian diberikan disinfektan. 

"Kemudian kalau yang muslim itu kita tayamumkan dan disholatkan di Kamar jenazah, baru setelah itu dimasukan ke peti jenazah dan petinya juga dikasih disinfektan. Bukan hanya itu, setiap sudut petinya juga dilem lalu dipaku. Maka itu insyallah amanlah," ujarnya Rabu (1/4/2020).

Ia menjelaskan, asal sesuai prosedur yang disepakati bersama, baik secara syariahnya maupun secara medisnya, dalam arti tidak menularkan pada yang memandikan dan yang membawa jenazah keliang lahat. "Saya fikir itu sudah aman. Cuma memang jangan sampai dibuka lagi, seperti kejadian di daerah lain itu dibuka dan dimandikan lagi, nah itu yang repot," katanya.

Selanjutnya kata dia, yang perlu juga diperhatikan yaitu pada saat pemakaman jenazah, selain tim medis yang berpakaian khusus itu tidak boleh ikut menghantarkan jenazah keliang lahat. "Maka kita juga mohon keridhoannya dari keluarga untuk tidak ikut, karena hanya petugas medis yang ditunjuk saja," ucapnya.

Sekali lagi jika sudah sesuai SOP dan prosedurnya terpenuhi, dan jika masih ada warga yang tidak mau menerima jenazah Covid-19 dimakamkan di daerahnya, itu artinya masyarakat perlu di edukasi. Bukan hanya dari medis, akan tetapi semua pihak termasuk tokoh agama. "Jadi tidak boleh antipati, dimakamkan aja engga boleh. Ya percayakanlah pada instansi yang merawat, jadi masyarakat jangan kuatir, karena kita juga tidak sembarang. Jadi memang masyarakat juga harus memahami itu," tuturnya.

"Kita juga minta disupport, jangan hanya yang bicara dari segi medis aja, tetapi semuanya termasuk pemuka agama. Karena ini masalah bersama. Jadi tidak akan pernah selesai kalau hanya mengandalkan satu pihak," tandasnya. (*)