Dampak Ekonomi Virus Corona, Warga Tanggamus Kesulitan Cari Makan

Foto: Ist.
Tanggamus - Wabah virus Corona mulai berimbas kepada warga Kabupaten Tanggamus, seperti pedagang kecil, usaha rumah makan, buruh, tukang ojek, petani kecil, nelayan, dan warga berpenghasilan rendah yang mulai kesulitan ekonomi.
Karena hal tersebut mereka yang terkena dampak dari pandemi virus Corona berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus secepatnya membantu kehidupan mereka.
Padahal, sebagaimana himbauan pemerintah, sudah empat minggu warga bertahan di rumah masing-masing sejak Pemkab Tanggamus menyatakan siaga virus Vorona pada 18 Maret 2020 lalu, kemudian menaikan status menjadi waspada Covid-19 per 1 April 2020.
Tetapi, wabah virus corona (Covid-19) yang sangat mematikan itu belum juga hilang dari wilayah Bumi Begawi Jejama ini. Akibatnya, sebagian besar warga mulai menjerit karena mulai kesulitan ekonomi. Mereka mulai panik kehabisan kebutuhan pokok, sementara uang tabungan sedikit mulai sedikit semakin berkurang dan habis.
Apalagi bantuan sembako yang dijanjikan pemerintah hingga kini belum juga ada kepastian kapan mau dibagikan. "Semenjak wabah virus corona ini, sudah sebulan lebih kantin (rumah makan) tutup. Kami takut terinfeksi virus corona. Sebulan ini di rumah saja, makan dari uang tabungan," kata pemilik kantin di salah satu dinas di lingkungan Pemkab Tanggamus, yang enggan dituliskan namanya, Senin (13/04/2020).
Celakanya, kata dia, modal usahapun habis buat makan dan kebutuhan hidup lain. "Modalpun sudah habis, listrik yang katanya gratis ternyata di rumah saya enggak dapet. Suami juga sejak wabah ini tidak kerja," katanya.
Hal yang sama juga dialami Ipin (65), tukang ojek biasa mangkal di Pelabuhan Kotaagung. Dimana sejak merebaknya virus corona ini penumpang sepi, karena warga khawatir tertular virus ganas ini. Sementara ia harus menghidupi istri, anak dan tiga orang cucunya.
"Entah sampai kapan ini berakhir. Saya sudah tua, tapi tetap bertahan ngojek demi keluarga. Tapi semakin hari penumpang makin sepi. Ada rasa takut saat bekerja di luar rumah, tapi kalau tidak ngojek bisa kelaparan kami," katanya dengan mimik sedih.
Saniman (55), tukang becak yang biasa mangkal di pasar lama Kotaagung mengaku kehidupannya semakin tidak menentu sejak wabah virus Corona ini. "Selama ini juga becak sudah kalah dengan ojek. Ditambah lagi ada corona, tambah belangsak (susah), sepi, untuk sekedar nyari makan saja susah," kata dia.
Sarpan (50), buruh panggul di Pasar Kotaagung juga sangat merasakan dampak wabah virus corona ini. "Pasar sepi, otomatis yang mau di panggul (diangkat) juga ga ada. Nyari uang seribu dua ribu, susah," katanya.
Di tengah kehidupan yang serba tidak menentu tersebut mereka berharap kepada Pemkab Tanggamus untuk segera membagikan sembako kepada warga. "Jangan ditunggu ada warga yang mati kelaparan dulu, baru dibagikan. Tolong pembagian juga merata, jangan lihat rumah, tapi hidup warga saat ini sedang sekarat," kata Slamet, nelayan di TPI Kotaagung. (*)
Berita Lainnya
-
Sinar Harapan dari Petani Muda di Lereng Batutegi Tanggamus
Sabtu, 31 Mei 2025 -
Polisi Olah TKP Penemuan Mayat di Kebun Karet Tanggamus, Diduga Meninggal karena Sakit
Senin, 19 Mei 2025 -
Identitas Mayat di Kebun Karet Pugung Tanggamus Terungkap
Senin, 19 Mei 2025 -
Sesosok Mayat Ditemukan di Kebun Karet Pugung Tanggamus
Senin, 19 Mei 2025