Akibat Gelombang Pasang, 60 Rumah Nelayan di Kota Agung Terendam Banjir

Tanggamus-Ditengah ancaman pandemi Covid-19, sedikitnya 60 rumah warga di pemukiman nelayan Kapuran Kelurahan Pasarmadang, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, terendam banjir laut (rob) akibat gelombang pasang perairan Teluk Semaka, Sabtu (9/5/2020).
Rumah warga yang terendam banjir rob hingga 30 sentimeter tersebut tersebar di 3 Rukun Tetangga (RT), yakni RT 10, RT 14 dan RT 16 uang lokasinya dekat dengan pantai.
"Banjir datangnya tiba-tiba sekitar jam enam pagi, akibat gelombang pasang di Teluk Semaka," kata Herman, salah seorang warga setempat.
Meskipun tdak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, kata Herman, tetapi banjir rob mengganggu sktivitas warga setempat yang sedang menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, banyak sampah yang terbawa ke permukiman dari perairan laut.
"Banyak meninggalkan sampah. Selain itu air laut juga masih menggenangi permukiman, yang mengakibatkan becek. Rumah juga kotor. Apalagi hujan terus, khawatir kalau malam karena gelombang tinggi masih terjadi di laut," ujarnya.
Untuk sekedar diketahui, permukiman nelayan Kapuran yang saat ini tergenang banjir rob adalah wilayah yang menjadi langganan terdampak gelombang pasang. Bahkan gelombang besar sering menghantam rumah warga yang berada persis di pinggir pantai.
Karena seringnya wilayah tersebut menjadi langganan rob dan gelombang pasang, Pemkab Tanggamus mengambil kebijakan merelokasi warga ketempat yang agak jauh dari pantai. Tetapi seiring waktu, wilayah langganan gelombang pasang tersebut saat ini justru semakin padat.
"Banyak warga yang dulu direlokasi, diberi tanah oleh Pemkab Tanggamus, memilih menjual tanah yang dikasih pemda dan pindah lagi ke lokasi lama ini. Sekarang malah semakin padat," kata seorang warga yang enggan ditulis namanya.
Terpisah, Lurah Pasarmadang, Dede Chandra mengungkapkan, sedikitnya 60 rumah yang terkena banjir Rob tersebut tersebar di 3 RT, dintatanya RT 10, RT 14 dan RT 16.
"Fenomena alam semacam ini, sering terjadi pada saat terang bulan, sementara daerah Kapuran merupakan daerah pantai dan paling dekat dengan laut, jadi, ketika air laut pasang, otomatis air masuk ke pemukiman warga," kata Dede.
Dede mengaku, meskipun hal tersebut sudah terbiasa dialami warga setempat, namun pihak Kelurahan tetap berkoordinasi dengan BPBD Tanggamus, guna mengantisipasi kejadian yang lebih parah akibat cuaca ekstrim.
"Biasanya, kalau air pasang pagi, siang sudah surut, namun meskipun demikian kita tetap harus waspada,mengingat saat ini cuaca sedang ekstrim, ditambah lagi sering terjadi hujan lebat, dikhawatirkan terjadi banjir susulan yang berasal dari sungai. Sebab daerah Kapuran merupakan daerah paling rendah di wilayah Kotaagung," kata dia.
Lebih lanjut Dede menerangkan, pihak Kelurahan tidak menindirikan posko kesehatan atau posko pengungsian, terkait banjir Rob tersebut, sebab hal itu sering terjadi dan sudah dianggap biasa oleh warga setempat, sehingga tidak ada yang mengungsi.
"Namun, bila warga ada keluhan kesehatan, bisa lapor ke posko covid-19 yang berada di Kantor Kelurahan Pasarmadang. Sebab di posko itu juga sudah ada tim medis yang berjaga," ujarnya.
Berita Lainnya
-
Sinar Harapan dari Petani Muda di Lereng Batutegi Tanggamus
Sabtu, 31 Mei 2025 -
Polisi Olah TKP Penemuan Mayat di Kebun Karet Tanggamus, Diduga Meninggal karena Sakit
Senin, 19 Mei 2025 -
Identitas Mayat di Kebun Karet Pugung Tanggamus Terungkap
Senin, 19 Mei 2025 -
Sesosok Mayat Ditemukan di Kebun Karet Pugung Tanggamus
Senin, 19 Mei 2025