• Minggu, 25 Mei 2025

Dikenal Pembuat Onar, Keluarga Korban Pengeroyokan di Tanggamus Minta Pelaku Dibebaskan

Jumat, 15 Mei 2020 - 17.20 WIB
761

Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Tanggamus - Aksi pengeroyokan yang berujung tewasnya Bahri (34) oleh 17 warga Pekon Campang Way Handak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus yang menggemparkan, justru ditanggapi santai oleh keluarga korban.

Keluarga korban justru bersyukur Bahri tewas di tangan warga, karena korban selama ini dikenal sering membuat onar, mulai dari mencuri, menganiaya, bahkan percobaan pemerkosaan dan pembunuhan. Keluarga korban meminta para pelaku dibebaskan dari semua tuduhan. 

"Hente, hente berduka ibu mah (tidak, tidak berduka ibu), ikhlas, ridho ibu mah. Yang dipenjara sekarang, bebaskan semua," kata Armanah, ibu kandung Bahri, dengan logat sunda yang medok, Jumat (15/5/2020).

Baca juga : 17 Pelaku Pengeroyokan Warga Pugung Tanggamus Hingga Tewas Serahkan Diri ke Polisi

Armanah kerap menyaksikan korban bertindak brutal dan membuat keonaran, baik terhadap warga juga terhadap keluarga, keponakan, bahkan dirinya sendiri yang mengandung dan membesarkannya. Ulah korban ini memicu keresahan keluarga dan masyarakat.

"Saya sendiri, ibu kandungnya pernah mau dipotong (dibunuh)," ujar Armanah.

Sangkra, kakak sulung Bahri menuturkan, korban selama ini dikenal biang kerok kampung. Korban dikenal tidak pandang bulu berbuat kejam.

"Dia sering berbuat ulah ke masyatakat, suka nempelengin orang. Saya sendiri pernah dihantam sama batu sampe harus dibawa ke Puskesmas.," katanya.

Baca juga : Polres Tanggamus Lakukan Pemeriksaan Kepada 17 Terduga Pelaku Pengeroyokan

Tidak itu saja, kata Sangkra, korban juga pernah membakar gubuk milik warga, dan mengacak-ngacak dan merusak rumah warga.

"Kalau yang namanya mau membunuh orang seperti ibu kandungnya sendiri mau dibunuh, itu makanan sehari-hari," katanya.

Sangkra justru mengaku tidak bersedih dengan tewasnya Bahri ditangan warga desa. "Saya tidak berduka dengan kematian dia. Untuk itu saya minta Polres, Kapolres untuk membebaskan 17 warga itu," tegasnya.

Jupri, salah seorang warga Pekon Campang Way Handak, mengaku pernah diancam akan dibunuh oleh Bahri, hanya gara-gara anak perempuannya menolak cinta Bahri.

"Bahkan dia nekat masuk kedalam rumah saya, dan mencoba memperkosa anak saya, untung ketahuan sama saya. Saat itu dia mau membunuh saya pake golok," terangnya.

Nurasiah, kakak ipar Bahri juga mengaku sering dianiaya Bahri tanpa sebab yang jelas. "Dia mah tidak pandang bulu. Anak saya yang masih kecil pernah dilemparin sama dia, untung anak saya tidak mati," katanya.

Puncaknya pada Selasa malam (12/05/2020) sekitar pukul 18.30 WIB. Di depan sebuah rumah warga bernama Fitri, di perbatasan Dusun Campang dengan Dusun  Leweung Kolot (lokasi tersebut menjadi tempat warga mencari sinyal handphone), Bahri si Biang Kerok ini kembali berulah memancing keributan dengan sejumlah pemuda yang sedang mencari sinyal HP.

Bahri pun ditemukan tewas dengan luka diduga akibat pukulan benda tumpul di Dusun Leweung Kolot Pekon Campang Way Handak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus. Hal ini dibuktikan ditemukannya sejumlah barang bukti berupa 6 potong batang kayu kopi, sepasang sandal jepit dan sarung korban di TKP.

Kemudian pada Kamis (14/05/2020) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB, 17  warga Pekon Campang Way Handak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, dimana 6 diantaranya anak dibawah umur yang mengaku mengeroyok Bahri menyerahkan diri ke Tekab 308 Polres Tanggamus dan Polsek Pugung. Sebelumnya mereka telah menyerahkan diri ke aparat pekon setempat, dan akhirnya diserahkan ke Polres Tanggamus. (*)