• Jumat, 19 April 2024

Keluarga ABK yang Meninggal di Kapal China Minta Almarhum Segera Dipulangkan

Minggu, 12 Juli 2020 - 11.00 WIB
107

Personil patroli gabungan saat melakukan pemeriksaan di kapal ikan Lu Huang Yuan Yu yang menyimpan jasad ABK WNI di freezer. Foto: Ist. (Humas Polres Karimun).

Pesisir Barat - Anak buah kapal (ABK) asal Kabupaten Pesisir Barat, atas nama Hasan Afriadi, yang beralamat di pekon Rawas, kecamatan Pesisir Tengah, Provinsi Lampung  yang dikabarkan meninggal di kapal berbendera China (fv. Lu Huang Yuan yu 118)  benar adanya.

Orang tua korban, Gunawan Syukur mengatakan, sampai saat ini jenazah almarhum belum dipulangkan dan masih dilakukan pemeriksaan oleh tim yang berwajib di rumah sakit Bhayangkara Polda kepri dan menurut keterangan dari pihak keluarga, saat ini sedang menunggu hasil dan dokumen untuk kepulangan korban kerumah duka.

"Kita sedang menunggu dan berusaha supaya anak kami ini bisa secepatnya bisa di pulangkan, walaupun sudah ada titik terangnya bahwa jenazah tersebut sudah di Batam namun kita belum tenang, karna anak kami ini belum disempurnakan secara ajaran agama Islam," ujarnya sedih.

"Kami hanya ingin anak kami ini bisa secepatnya bisa di pulangkan, dan mengenai hak dan lain-lain kami serahkan semua kepada pihak berwajib dan ada yang membantu keluarga buat mengurus nya," ucapnya.

Menurut keterangan agen yang memberangkatkan, korban meninggal dunia pada tanggal (20/6/2020), sedangkan keluarga baru diberi informasi tanggal (2/7/2020) dan sampai saat ini jenazah tersebut masih di rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri.

Gunawan mengatakan, bahwa anaknya yang bernama Hasan Afriadi atau biasa di sapa Yadi tersebut anak pertama dari 5 bersaudara, sebelumnya yadi meminta izin bekerja di kapal pada tahun 2019 dan melakukan pelatihan di Cirebon selama lebih kurang 2 bulan dan setelah korban pelatihan, pada (1/1/2020) korban berangkat ke kapal tersebut.

"Yadi ini tamat sekolah tahun 2019 dari SMKN 1 Pesisir Barat, sebelum kekapal Yadi bekerja di deler Honda, baru beberapa bulan bekerja di deler Honda tersebut ada yang menawarkan untuk bekerja di kapal dan Yadi  pun mau dan mengikuti pelatihan di Cirebon,"katanya.

Namun, nama kapal dan perusahaan kapal tersebut keluarga tidak mengetahuinya dan keluarga hanya tau agen yang memberangkatkan, setelah korban pergi berlayar pada tanggal, pihak keluarga mengatakan tidak ada lagi komunikasi dengan korban.

"Terakhir komunikasi dengan korban sebelum dia berangkat berlayar (masih di bandara Soekarno Hatta) setelah dia pergi berlayar tidak ada komunikasi lagi," pungkasnya. (*)

Editor :