Akibat Serangan Hama Wereng , Tanggamus Terancam Kehilangan Ratusan Ton Gabah

Para petani di Pekon Banjar Agung Udik, Kecamatan Pugung, Tanggamus saat melakukan pengendalian WBC secara serentak. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus - Kabupaten Tanggamus terancam kehilangan 447,5 ton gabah kering panen akibat serangan Hama wereng batang coklat (WBC) terhadap tanaman padi tahun ini.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanggamus, Catur Agus Dewanto mengatakan, angka tersebut didapat dengan memperhitungkan rata-rata produktivitas tanaman padi sebesar 5 ton per hektar.
Baca Juga: Serangan Hama Wereng Meluas di 13 Kecamatan Tanggamus
"Angka kehilangan tersebut dari angka puso atau gagal panen saja, ya yakni seluas 197,5 hektar. Belum dari tanaman padi yang rusak ringan, sedang dan rusak berat," ucapnya, Senin (31/8/2020).
Dikatakan Catur, luas serangan hama wereng batang coklat (WBC) atau wereng coklat terhadap tanaman padi periode 24-30 Agustus 2020 sebesar 1.501 hektar tersebar di 20 kecamatan se-Kabupaten Tanggamus.
"Dari luas serangan tersebut, tingkat serangan ringan sebesar 889,5 hektar, rusak sedang 246 hektar, rusak berat 168 hektar, dan puso 197,5 hektar," katanya.
Catur menegaskan, serangan WBC di Kabupaten Tanggamus ini dikategorikan serangan ganas, karena hama ini menyerang tanaman padi di 20 kecamatan se-Kabupaten Tanggamus.Dimana serangan WBC ini ditengarai akibat iklim yang kering tapi basah maksudnya di musim kemarau tetapi di wilayah Tanggamus masih banyak turun hujan.
Kemudian, pengendalian hama yang salah peruntukkan atau dengan kata lain salah memakai pestisida sehingga membuat resistan. "Dan, penggunaan benih yang turunan dan tidak berlabel serta tidak ganti varietas," ujarnya.
Celakanya lagi, menurut keterangan Catur Agus Dewanto, pihaknya hanya memiliki anggaran Rp 22 juta dari APBD Kabupaten Tanggamus untuk pengadaan pestisida.
"Dana Rp 22 juta tersebut untuk pengendalian wereng saja dalam 1 tahun dan sengaja gak aku refocusing kemarin saat pandemi ini karena menduga bakalan terjadi WBC," ujar dia.
Dampaknya, para petani yang sudah berharap banyak bakal mendapat bantuan pestisida untuk memutus rantai penyebaran WBC ini kelimpungan.
"Stok pestisida Tanggamus sedikit. Kita anjurkan petani mandiri sebab kalau berharap dari bantuan gak akan cukup APBD Tanggamus kecil sekali dari kebutuhan cadangan," terang Catur.
Sampai dengan saat ini saja, kata dia, perbandingan antara stok mandiri dengan 'perburuan bantuan' pestisida bisa berbanding 1:40 dimana 1 Tanggamus dan dari hasil perburuan 40. (*)
Video Kupas TV: Pelaku Begal 3 Tahun Jadi Buronan, Menangis Saat Dibekuk Polisi
Berita Lainnya
-
Polisi Autopsi Mayat Tanpa Kepala di Pantai Cukuh Pandan Tanggamus
Rabu, 16 Juli 2025 -
WTP Tanggamus, Antara Angka yang Rapi dan Harapan Rakyat yang Masih Berdebu, Oleh: Sayuti Rusdi
Rabu, 16 Juli 2025 -
Geger! Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Pantai Cukupandan Tanggamus
Selasa, 15 Juli 2025 -
Nama Mantan Wabup Tanggamus A.M. Syafi’i Terseret dalam Sidang Korupsi Proyek BPRS
Selasa, 15 Juli 2025