• Senin, 29 April 2024

Darmin, Pria Tangguh Asal Lamtim Berprofesi Sebagai Pemecah Batu untuk Bertahan Hidup

Rabu, 02 September 2020 - 16.20 WIB
482

Darmin, Pria Tangguh Asal Lamtim Berprofesi Sebagai Pemecah Batu untuk Bertahan Hidup. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Suara hantaman palu seberat 10 kilo di atas permukaan gumpalan batu besar menggema. Sengatan panas matahari menguras keringat Darmin, tetes demi tetes keringat mengucur deras membasahi baju bergambar sepasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Arinal dan Chusnunia yang melekat pada tubuhnya yang menua.

Genggamannya yang erat pada gagang palu menimbulkan otot lengan dan menggambarkan sebagai pekerja keras. Gumpalan batu besar, sedikit demi sedikit terbelah. Sesekali Darmin berdiri tegak di atas batu untuk menghela nafas, ujung baju lusuh diraihnya untuk mengusap keringat yang membasahi wajahnya.

Azan Dzuhur terdengar samar di tengah lokasi para pekerja pemecah batu, Darmin yang merupakan warga Desa Matarambaru, Kecamatan Matarambaru meletakan palunya, dan berjalan lunglai menuju sebuah gubuk kecil. Perlahan baju yang basah kuyub dilepasnya dan dijemur di semak belukar.

Di bawah teriknya matahari, aroma uap kopi yang diseduh dengan menggunakan termos air panas, sedikit melegakan lelahnya. Tangan pria berumur 58 tahun tersebut meraih sebatang rokok murah dan menikmatinya. Pandangan matanya jauh menerawang hamparan pecahan batu, entah apa yang sedang dipikirkannya.

"Sudah 40 tahun saya memecah batu. Bingung mau kerja apa. Dagang tidak punya modal, daftar pegawai tidak punya Ijazah dan keahlian khusus," Jelas Darmin sambil tersenyum nyengir, Rabu (2/9/2020).

Darmin mengaku, menjadi buruh pemecah batu adalah upaya mempertahankan hidup. Sebab, bukan hanya kepada diri sendiri ia juga memiliki anak istri yang menjadi tanggung jawab.

Di bawah sengatan matahari, Darmin dapat menghasilkan 3 kubik batu dengan upah Rp 75 ribu. "Upah pecah batu untuk kebutuhan dapur, bagi saya yang penting bekerja nyaman dan aman. Meskipun harus menguras tenaga tetap saya syukuri, tenaga yang saya miliki juga rejeki dari yang kuasa," lanjutnya.

Setelah melepas lelah sekira 40 menit, pria tersebut kembali mengenakan bajunya yang sudah kering, untuk kembali bersiap menuju gumpalan batu yang akan dihancurkannya.

Editor :