• Selasa, 23 April 2024

Badak dan Gajah Jadi Motif Andalan Batik Tulis Milik Basuki

Rabu, 25 November 2020 - 18.34 WIB
200

Tiga orang perempuan, sedang menulis batik di atas kain, ukuran 220 X 115 centimeter. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Keberadaan Badak di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menjadi inspirasi bagi Basuki Rahmat, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhan Ratu, dengan memproduksi batik tulis bercorak badak.

Pemilik usaha UMKM pembuat batik tulis, Basuki Rahmat mengatakan, dirinya melakoni kerajinan batik sudah berjalan tiga tahun, dengan melibatkan 8 karyawan, yang bertugas mewarnai kain dasar batik.

"Kami lagi merintis batik tulis dan selama tiga tahun berangsur ada peningkatan pasar," kata Basuki, Rabu (25/11/2020).

Terkait pasar, Basuki mengaku sempat lumpuh total selama tiga bulan, karena dampak wabah Covid-19, yakni dari Maret hingga Mei. Namun saat ini permintaan konsumen sudah mulai ramai.

"Ya satu bulan ini sedikitnya 270 potong sudah laku. Artinya pasar sudah mulai membaik," lanjut Basuki.

Dirinya sengaja membuat corak batik dengan mengedepankan ciri khas kearifan lokal, seperti corak badak.

Menurut Basuki, badak merupakan icon satwa di TNWK yang menjadi sorotan dunia. Dengan membuat batik tulis bermotif badak secara tidak langsung, Basuki turut mempromosikan icon terebut melalui usaha kecilnya.

Harapan besar bagi Basuki, pemerintah setempat dan pihak Balai TNWK mendukung penuh dalam hal pasar. Seperti dengan adanya even-even besar di TNWK, baik hajat Pemda Lampung Timur maupun hajat TNWK.

"Agar bisa menjadikan karya Basuki untuk dijadikan cindera mata (oleh-oleh) tamu undangan. Terutama tamu dari luar daerah bahkan dari luar negeri, bisa membawa karya kami," terang Basuki.

Harga batik tulis milik Basuki pun bervariasi dari Rp150 ribu sampai Rp450 ribu, tergantung kerumitan corak batiknya.

Bukan hanya badak yang dijadikan motif, melainkan gajah dan lambang siger juga menjadi motif andalan pria berkacamata itu.

Secara tidak langsung Basuki juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dengan membantu mewarnai kain dasar batik, Basuki memberikan upah satu potong kain dalam ukuran 220 centimeter X 115 centimeter senilai Rp20 ribu.

"Sehari tiga orang bisa menyelesaikan 10 potong. Artinya sudah mendapat upah Rp200 ribu, yang dibagi tiga orang," papar Basuki.

"Kenapa saya lebih mencari pekerja perempuan, karena menggambar batik butuh ketelatenan," pungkas Basuki. (*)


Video KUPAS TV : PASLON HARUS BISA MENERIMA KENYATAAN KALAU KALAH. JANGAN BIKIN MALU! - PART 3