• Jumat, 19 April 2024

Ribuan Mangrove di Pantai Kuala Penet Rusak Diterjang Gelombang Pasang

Minggu, 17 Januari 2021 - 19.27 WIB
268

Kelompok Tani Hutan Rahayu Mandiri, saat melakukan penyulaman ribuan mangrove yang mati karena gelombang. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Ribuan tanaman mangrove di pinggir Pantai Kuala Penet, Labuhan Maringgai, Lampung Timur, lepas dari dari media tanam karena terseret air laut dengan gelombang pasang, sehingga perlu dilakukan penyulaman ulang, Minggu (17/1/2021).

Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Rahayu Mandiri, Sumari mengatakan, pada Desember sedikitnya 23 ribu mangrove sudah dilakukan reboisasi (penyulaman), dan penyulaman dilakukan sampai saat ini.

"Total yang sudah kami sulam dari Desember sampai sekarang 43 ribu," kata Sumari, saat dihubungi Kupastuntas.co.

Sedangkan tanaman mangrove yang masih menjadi perawatan khusus karena faktor usia yang masih muda (1 tahun) sebanyak 82.500 batang.

"Mangrove yang ditanam oleh KTH Rahayu Mandiri pada 2020 itu merupakan program Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL)," lanjutnya.

Sumari menjelaskan, yang menjadi perhatian khusus yaitu pinggir pantai sepanjang 25 hektar yang berbatasan dengan hutan TNWK seksi III (Kuala Penet) yang saat ini dalam kondisi abrasi.

Sehingga tahun ini akan dilakukan penanaman. Sebab jika dibiarkan, maka gelombang laut bisa mengikis pinggir hutan.

"Ini masih kami bicarakan dengan pihak TNWK dan BPDAS, untuk 25 hektar dimaksud," jelasnya.

Sumari berharap, dengan adanya tanaman mangrove di pinggir hutan, selain bisa menjaga abrasi pantai, juga menjadi harapan nelayan. Karena dengan banyaknya mangrove berbagai jenis, habitat laut akan tumbuh berkembang di bawah akar mangrove.

"Kepiting, udang, kerang dan ikan ternyata suka berada di bawah akar-akar mangrove," terang Sumari.

Sumari mengaku, awal penanaman mangrove banyak di komplain nelayan, karena dianggap mengurangi tempat pencarian ikan. Namun setelah diberikan pemahaman akan manfaat mangrove, sebagian nelayan menyadari.

"Memang sekarang seperti tidak ada manfaat, namun beberapa tahun yang akan datang sebenarnya nelayan lah yang akan merasakan manfaatnya," pungkasnya. (*)


Video KUPAS TV : COMPANY PROFILE MEDIA KUPAS TUNTAS 2020