• Senin, 30 Juni 2025

Bangkitkan Gairah UMKM Lokal Melalui Rest Area JTTS

Kamis, 18 Maret 2021 - 18.12 WIB
159

Pengguna Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang sedang melihat hasil kerajinan UMKM Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berada di Rest Area Kilometer 215. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Lebih dari satu tahun lamanya, pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Tidak hanya berdampak pada kesehatan, pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap melemahnya perekonomian. 

Salah satu sektor perekonomian yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19 ialah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Umumnya, pelaku UMKM yang terdampak pada masa pandemi ialah yang berada di pedesaan akibat sulit nya akses pembiayaan dan pemasaran. 

Meski terjadi beragam persoalan yang menimpa pelaku UMKM, hadirnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) selain mempermudah konektivitas antar pulau juga membantu pemasaran bagi produk UMKM melalui Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area.

Hutama Karya sebagai pengelola jalan tol harus menyediakan minimal 30 persen lahan di rest area untuk pelaku UMKM memasarkan produknya. Kewajiban tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2021 tentang Jalan Tol. 

"Alhamdulillah kami secara bertahap melibatkan pelaku UMKM dari daerah yang dilewati oleh JTTS. Fasilitas untuk pemasaran hasil UMKM sudah kami persiapkan sehingga daerah juga diharapkan bisa memanfaatkan nya," kata Branch Manager PT Hutama Karya ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Terpeka), Yoni Satyo Wisnuwardhono.


Ia melanjutkan, salah satu daerah yang dilintasi JTTS dan sudah memanfaatkan rest area untuk pemasaran produk UMKM ialah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tulang Bawang Barat.

"Di rest area kilometer 215 sudah ada produk UMKM dari Kabupaten Tulangbawang Barat. Rest area bisa di jadikan etalase daerah seperti pemasangan sovenir atau peta pariwisata. Diharapkan ini menjadi pancingan daerah lain," lanjut Yoni. 

Manfaat hadirnya JTTS dirasakan oleh pelaku UMKM Kabupaten Tulang Bawang Barat setelah memanfaatkan fasilitas gerai yang diberikan oleh Hutama Karya sebagai pengelola jalan bebas hambatan tersebut. 

Kasi Promosi Hasil Industri pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tulang Bawang Barat, Mulia Rahmi Puri mengatakan, pelaku UMKM di daerah tersebut sangat terbantu dengan adanya JTTS.

Terlebih di tengah pandemi Covid-19, ratusan UMKM yang menghasilkan produk terus menerus mengalami kesulitan dalam melakukan pemasaran. Hal tersebut menyebabkan banyak UMKM yang akhirnya memilih untuk berhenti berproduksi.

"Dulu tidak bisa berproduksi setiap hari, pelaku UMKM hanya melakukan pre order sesuai keinginan pembeli. Namun dengan adanya fasilitas yang diberikan oleh Hutama Karya para pelaku UMKM terus melakukan produksi secara rutin," ujar Mulia.


Beberapa hasil kerajinan yang di produksi oleh UMKM masyarakat Tulang Bawang Barat berbahan dasar anyaman bambu yang di modifikasi menjadi berbagai macam kerajinan seperti tas, caping, kotak tisu, wadah kue, tutup lampu hingga tempat minum.

Harga yang ditawarkan sangat bervariasi mulai dari harga Rp50.000 hingga jutaan rupiah, tergantung dengan tingkat kerumitan produk.

Selain kerajinan tangan, terdapat pula makanan khas Kabupaten Tulang Bawang Barat mulai dari keripik singkong, keripik pisang, kopi durian, gula aren hingga pancake durian.

"Hadirnya rest area ini kami jadikan sebagai momentum untuk mengenalkan apa hasil kerajinan tangan yang dihasilkan Kabupaten Tulang Bawang Barat. Karena sebelum ada JTTS kami sangat kesulitan memasarkan produk," terangnya.

Menurutnya, dalam satu hari pihaknya bisa mengumpulkan uang hingga Rp2 juta. Pembeli lebih didominasi dari Provinsi Sumatera Selatan yang ia ketahui dari plat kendaraan serta logat saat berbicara.

"Jika pembeli ingin berhubungan langsung dengan pengerajin juga kami berikan akses. Harapannya semoga dengan adanya fasilitas dari JTTS ini akan lebih memperkenalkan produk khas dari Kabupaten Tulang Bawang Barat," pungkasnya. (*)