• Jumat, 16 Mei 2025

Kampus UIN Lampung Olah Sampah Jadi Bernilai Ekonomis, 2 Ton per Hari

Sabtu, 12 Juni 2021 - 18.29 WIB
313

Petugas saat lakukan proses pengolahan sampah menggunakan insinerator, di Green Corner seputaran kampus, Sabtu (12/6/2021). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Bandar Lampung, Kupastuntas.co - Kampus Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), sudah bisa mengolah sampah yang tidak bisa didaur ulang sekalipun untuk menjadi bernilai ekonomis, dengan volume 2 ton per hari sampah organik maupun anorganik yang diolah.

Sampah organik maupun anorganik yang tidak bisa lagi dimanfaatkan tersebut biasanya oleh masyarakat dibuang begitu saja ke tong sampah, untuk nantinya diangkut oleh petugas kebersihan pemerintah setempat.

Seperti halnya sampah anorganik, bisa dijadikan Paving Blok. Sementara sampah organik bisa diubah menjadi pupuk kompos. Hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan insinerator atau alat memusnahkan sampah, yang ada di Green Corner seputaran kampus.

Baca juga : Bandar Lampung Hijau dan Bersih, UIN Luncurkan Green Corner

"Kapasitas insinerator sendiri, bisa mengolah sekitar 2 ton sampah, apakah itu sampah plastik, besi dan lainnya itu kita masukan ke insinerator semua," kata Wakil Ketua Tim Pengembangan Kampus Hijau UIN Lampung, Puji Raharjo, Sabtu (12/6/2021).

Setelah sampah masuk ke insinerator, akan musnah menjadi abu yang bisa dimanfaatkan untuk bahan campuran pembuat paving blok, karena sudah sangat padat dan kering.

"Ada juga mesin pencacah sampah organik untuk selanjutnya diolah jadi pupuk, yang tentunya bisa dijual," timpalnya.

Hal itu jelasnya, untuk mewujudkan kampus hijau UIN Lampung, dengan menggunakan asas zero waste management sistem. 

"Jadi kita dari UIN tidak menghasilkan sampah keluar. Tapi sampah yang ada ini habis diolah di dalam kampus semua," ujarnya.

Di dalam pengelolaan bank sampah, pihaknya juga melibatkan mahasiswa, sehingga dapat manfaat secara ekonomis dan belajar soal ekonomi lingkungan juga.

"Sampah kita hasilkan sekitar 10-15 ton per bulan. Dengan pengolahan ini kita sudah tidak buang sampah lagi keluar, sudah bisa diselesaikan sendiri," terang Puji.

Menurutnya, pengolahan sampah saat ini baru untuk kampus belum melibatkan masyarakat. Terpenting saat ini adalah bagaimana pihaknya mengedukasi masyarakat terkait sampah. 

"Karena permasalahan sampah ini memang tidak bisa langsung selesai, tapi bertahap. Mulai dari pemisahan sampah organik dan anorganik dan pengolahan sampah mandiri menjadi pupuk, melalui lubang biopori di setiap pekarangan rumah," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : PEMUTIHAN PAJAK KENDARAAN KINI BISA DI MALL DAN SAMSAT KELILING!