Titipkan Mata Air Bukan Air Mata untuk Indonesia Oleh Lely Pratiwi S

Lely Pratiwi S. Foto: Doc/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar lampung - Setiap tahun angka pertambahan penduduk di Indonesia terus meningkat, akibatnya banyak lahan hutan yang dialih fungsikan untuk pemukiman dan sumber pencaharian lainnya. Hal ini mengakibatkan alam yang semakin lama mengalami kerusakan yang berefek pada iklim global.
Indonesia memiliki luasan hutan yang cukup besar dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat tinggi. Degradasi dan deforestasi hutan yang terjadi mengakibatkan risiko terjadinya bencana semakin tinggi.
Banyak peristiwa yang dapat terjadi akibat hutan yang terus menerus berkurang, diantaranya terjadinya kekeringan saat musim kemarau yang berkepanjangan dan terjadinya banjir saat musim penghujan. Kedua hal yang terjadi sangat berdampak bagi kehidupan manusia.
Ketika musim kemarau, terjadinya kekeringan akan merugikan banyak pihak. Sebagai contoh, debit air yang menurun mengakibatkan sering terjadi kurangnya pasokan air untuk rumah tangga. Selain itu juga, akibat kekeringan para petani di Indonesia sering mengalami kesulitan dalam bertani karena sumber air yang sulit didapatkan.
Terjadinya banjir pada saat musim penghujan sangat sering terjadi di Indonesia hal ini disebabkan kerusakan hutan dibagian hulu. Ketika musim penghujan debit air akan meningkat sedangkan daerah resapannya yang berkurang maka terjadilah banjir. Namun demikian, deforestasi dan degradasi masih terus saja terjadi walaupun sudah ada beberapa juga yang peduli untuk melestarikan hutan.
Pengerusakan yang dilakukan secara terus menerus tidak hanya menurunkan kualitas hutan di hilir akan tetapi juga di hulu. Hal ini menyebabkan sumber mata air yang semakin sulit untuk ditemukan.
Pentingnya menjaga hutan bukan semata -mata kewajiban pemerintah dan organisasi yang terlibat di dalamnya. Masyarakat yang tinggal dimanapun baik di kota maupun dipedesaan sudah seharusnya sadar betapa pentingnya hutan bagi kehidupan.
Bencana yang diakibatkan oleh degradasi dan deforestasi tidak memandang apapun jika sudah terjadi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan beberapa target yang ingin dicapai untuk kelestarian alam.
Hal ini harus dibantu oleh pemerintah lainnya dan juga daerah agar setiap wilayah yang ada di Indonesia melakukan upaya pelestarian hutan sehingga ketersediaan air bersih akan tetap terjaga. (*)
Mahasiswa Magister Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU).
Video KUPAS TV : SIM C KINI DIBAGI TIGA, DIBEDAKAN BERDASARKAN CC MOTOR !
Berita Lainnya
-
142.551 Kendaraan Melintas di Jalan Tol Ruas Bakter Selama Libur Waisak
Rabu, 14 Mei 2025 -
Selama Libur Waisak, KAI Divre IV Tanjung Karang Angkut 15.930 Penumpang
Rabu, 14 Mei 2025 -
600 Pelajar SMK/SMA dari Tiga Kabupaten Ikuti Program Belajar di Museum Lampung 2025
Rabu, 14 Mei 2025 -
Pemprov Lampung Bangun Mess Atlet Senilai Rp 3,9 Miliar
Rabu, 14 Mei 2025