Pasien Isoman Keluhkan Obat Mahal Multivitamin Langka

Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah pasien Covid-19 di Kota Bandar Lampung yang tengah menjalani isolasi mandiri (Isoman) mulai mengeluhkan obat-obatan mahal serta multivitamin langka di pasaran.
Keluhan tersebut salah satunya dirasakan oleh Sari Nilam (24) warga Tanjung Senang yang tengah menjalani isolasi sejak seminggu yang lalu dengan keluhan batuk dan demam.
"Usai dinyatakan positif langsung meminta bantuan kerabat untuk bantu cari zegavit karena katanya bagus untuk meningkatkan imun. Ternyata dicari di Way Halim, Kedaton, Way Kandis dan mengunjungi sekitar delapan apotek semua kosong," cerita Sari, kepada kupastuntas.co, Minggu (25/7/2021).
Selain mengalami kelangkaan, sejumlah obat dan multivitamin juga mengalami kenaikan harga. Seperti minyak kayu putih dengan ukuran 150 ml yang sebelumnya dijual dengan harga Rp40 ribu saat ini sudah mencapai Rp55 ribu.
"Untuk obat batuk nya saya pakai Efexol Ambroxol di botol nya sudah ada tulisan harga Rp23.700 tapi dijual menjadi Rp43.000. Petugas apotek bilang karena saat ini sudah mulai jadinya mahal," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Intan (22) warga Telukbetung Timur yang tengah menjalani isolasi mandiri bersama empat anggota keluarganya sejak seminggu yang lalu.
"Pertama yang dinyatakan positif adalah bapak dan langsung mengunjungi tiga apotek ternama, tiga apotek kecil pinggir kota dan tiga minimarket untuk cari antivirus dan itu semua kosong," ujar Intan.
Ia mengatakan, obat yang sesuai dengan rekomendasi pemerintah untuk pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri saat ini sulit didapat. Selain itu, obat dengan merk berbeda namun khasiat yang sama juga sulit didapat.
"Apoteker juga bilang gak ada obat untuk antivirus yang sejenis dengan merk yang beda tapi serupa juga tidak ada. Vitamin juga kosong, hanya Neurobion, itupun sudah susah sejak kasus meningkat pasokan juga tidak banyak," terangnya.
Intan mengaku, saat ini keluarga nya mengkonsumsi multivitamin dengan merk Marinox Vitamin C1000 seharga Rp425 ribu dan Marinox Cal Mag Zinc seharga Rp282 ribu.
"Obat agak susah. Kalau bukan orang punya koneksi akan didiamkan saja. Selain itu juga, tracing dari pemerintah sama sekali tidak ada semua mandiri. Masyarakat yang tidak punya uang hanya bisa pasrah," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : PENDONOR PLASMA KONVALESEN DI LAMPUNG MASIH MINIM
Berita Lainnya
-
Hadirkan Artis Ibukota, Persiapan Bandar Lampung Expo 2025 Capai 80 Persen
Rabu, 02 Juli 2025 -
Kejari Bandar Lampung Setor Rp900 Juta Uang Korupsi Program Griya BNI Cabang Tanjung Karang
Rabu, 02 Juli 2025 -
Pesan Haru Rektor UIN RIL ke Wisudawan Periode II 2025: Ilmu Ini untuk Siapa?
Rabu, 02 Juli 2025 -
Dosen Universitas Teknokrat Jadi Keynote Speaker pada Seminar Internasional ICTERLT 2025
Rabu, 02 Juli 2025