• Rabu, 02 Juli 2025

Beberapa Pedagang Kecil di Bandar Lampung Jadi Korban Order Fiktif saat PPKM

Senin, 26 Juli 2021 - 14.22 WIB
182

Nia, salah seorang kerabat Husen yang sempat menerima order fiktif. Foto: Wulan/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Tega, para penggiat UMKM di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditipu oleh orang tak bertanggung jawab dengan melakukan orderan fiktif.

Umi Kulsum (30) menjadi korban order fiktif setelah mengantar 180 kotak nasi dengan rincian 150 kotak seharga Rp8.000 perkotaknya dan 30 kotak lagi seharaga Rp12.000 dengan total keseluruhan Rp1.5 juta, pesanan dari seseorang yang ternyata penipu. 

"Saya memang pasang iklan makanan di facebook dan mencantumkan nomor WhatsApp agar saya bisa langsung dihubungi. Nah Awalnya dia (pelaku) mengubungi saya hari Sabtu (26/7/2021) untuk diantar besoknya," kata Umi, Senin (26/7/2021). 

"Hari Minggunya (25/7/2021) waktu saya mau antar dia ngirim alamatnya dan atas nama Husin," lanjutnya.

Saat diperjalanan, pelaku sempat menanyakan keberadaan Umi, dan tak lama Umi sampai di lokasi Jalan Gunung Agung, Kupang kota, Teluk Betung Utara.

"Sampai di lokasi, saya coba hubungi dia (pelaku) masih aktif, 15 kemudian dia balas dan katanya sedang berada di laut," ujaranya.

Tak lama setelah pelaku memberitahu bahwa ia berada di laut, Ia menunjukkan sebuah foto masjid Al-Mabrur. Dan tak lama akhirnya pelaku memblokir nomor Umi.

"Lalu dia kirim foto masjid Al-Mabrur dan bilang rumahnya di depan masjid itu. Yang order ngakunya namanya Husin,  memang benar ada yang namanya Husen tapi orangnya sudah sangat tua," katanya. 

Umi mengatakan, tak hanya ia yang menjadi korban, namun terdapat beberapa pelaku usaha yang mendapatkan orderan fiktif tersebut. 

"Pertama saya sampai duluan, gak sampai satu menit ada yang mengantar minuman, lalu ada setelah itu freezer, ada juga kue ulang tahun 4 loyang, yang terakhir penjual pempek," ungkapnya.

Karena banyak yang menjadi korban, akhirnya mereka mencocokkan nomor yang menghubungi untuk melakukan pengorderan dan faktanya nomor yang mengubungi kelimanya sama. 

"Kalau mereka masih bisa dijual lagi, tapi kalau saya kan nasi ada sayurnya, kalo gak habis ya bisa basi. Akhirnya banyak warga sekitar yang beli nasi saya itu," jelasnya.

Umi menjelaskan, Ia hanya membawa nasi sebanyak 85 kotak dan sisahnga akan Ia ambil kembali nanti. 

"Saya bwa 85, sisanya yang ada di rumah saya bagikan ke panti asuhan," ungkapnya. 

Namun ia tak ingin melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, namun akan menjadi pelajarannya kedepannya. 

Nia, salah seorang kerabat Husen yang sempat menerima order fiktif mengatakan, yang pertama datang yakni penjual kue lalu pesanan nasi kotak dengan nama Husen. 

"Lalu saya telpon kakak saya, tapi kakak saya bilang dia gak pesan, dan saya cek nomornya ternyata sama," kata Nia.

Tak lama berselang datang lagi paketan freezer dengan harga Rp4.2 juta, karena tak yakin ia menghubungi kakaknya kebali untuk meyakinkan namuan jawabannya tetap sama. 

"Terus datang lagi yang bawa minuman dan pempek dan atas nama Husen saya telpon lagi tapi ternyata gak ada, terakhir pengiriman habis isya itu pengiriman minyak Bimoli," jelasnya. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Resky Maulana Zulkarnain mengatakan, saat ini belum adanya laporan dari para korban. 

"Korban belum ada yang melapor, sementara anggota kami sudah mendatangi rumah salah satu korban untuk dimintai keterangan," pungkasnya. (*)

Video KUPAS TV : CAFE TOKYO SPACE BANDAR LAMPUNG DISEGEL

Editor :