DPRD Lampung Minta Dinkes Serius Perhatikan Ketersediaan Obat dan Vitamin Pasien Covid-19 Isoman

Anggota Komisi V DPRD Lampung, Syarif Hidayah. Foto: Doc/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - DPRD Provinsi Lampung meminta kepada Dinas Kesehatan untuk lebih serius memperhatikan ketersediaan obat-obatan serta multivitamin yang digunakan untuk menunjang kesembuhan pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung Syarif Hidayah mengatakan, ditengah kelangkaan dan mahalnya obat-obatan serta multivitamin maka sudah sepantasnya Dinas Kesehatan melakukan pengawasan dilapangan.
"Dinas Kesehatan meski hadir mengatur distribusi dan melakukan pengawasan di lapangan terkait harga eceran tertinggi (HET). Ini bisa dikontrol melalui perusahaan besar farmasi," kata Syarif Hidayah saat dimintai keterangan, Senin (26/7/2021).
Ia melanjutkan, para penegak hukum juga diminta untuk hadir dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang terindikasi melakukan penimbunan obat-obatan serta multivitamin guna dijual degan harga tinggi.
"Perlu dilakukan pengecekan ke lapangan, sidak ke Apotek atau bila perlu direkayasa datang orang mencari obat kemudian berapa dia jual. Jadi biar tau kenapa bisa terjadi kelangkaan dan dijual mahal," kata Syarif.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berapa jika ditengah lonjakan pasien konfirmasi positif Covid-19 jangan sampai banyak masyarakat yang terlunta-lunta akibat tidak mendapatkan kebutuhan yang menunjang kesembuhan.
"Pasien yang isolasi mandiri jangan sampai kesulitan dapat obat dan vitamin. Sudah pemerintah tidak bisa memberikan bantuan obat tapi ini mau beli sendiri juga kesulitan," tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengatakan, dari 47 pedagang besar farmasi (PBF) hanya ada di Lampung hanya ada dua PBF yang memiliki stok obat Covid-19 itupun sangat terbatas jumlah dan stoknya.
Kedua PBF yang masih menyediakan obat Covid-19 tersebut diantaranya PT. Parit Padang Global hanya memiliki sisa stok oseltamivir kapsul 40 dan sisa stok azithromysin tab 80.
Selanjutnya PT. Kimia Farma Trading dan Distribution hanya memiliki sisa stok favipirafir 25.000 tab, sisa stok remdesivir 15 vl dan sisa stok azithromysin 8.680 tab.
"Ketersediaan di apotek sekarang menipis dan mereka memiliki SOP tersendiri dalam melakukan pengajuan. Pasien tanpa gejala hanya perlu melakukan isolasi mandiri yang dipantau oleh satgas tingkat RT dan RW," jelasnya.
Sementara itu untuk kebutuhan obat-obatan pasien yang tengah menjalani perawatan dirumah sakit Reihana mengaku jika selalu rutin mengajukan kebutuhan ke kementerian Kesehatan.
"Kabupaten/kota bisa mengajukan kebutuhan obat ke provinsi. Selama baper stok ada akan kita penuhi dan kita sudah minta ke Kemenkes obat dan vitamin," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : LIMA LOKASI WISATA SEJARAH DI LAMPUNG
Berita Lainnya
-
Bulan Terakhir Pemutihan Pajak, Bapenda Lampung: Masyarakat Minta Diperpanjang
Selasa, 01 Juli 2025 -
1.100 Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Diwisuda, Abdul Aziz Raih Summa Cum Laude
Selasa, 01 Juli 2025 -
Realisasi APBD 2024 Capai 83 Persen, Pemkot Bandar Lampung Akui PAD Masih Jadi PR
Selasa, 01 Juli 2025 -
Komisi II DPRD Lampung Desak Pemerintah Pusat Tinjau Ulang Aturan Penyerapan Jagung
Selasa, 01 Juli 2025