Kelangkaan Oksigen di Agen Bandar Lampung Masih Terjadi

Agen isi ulang oksigen di Jalan Tamin Gang Merpati Nomor 7, Kelurahan Suka Jawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kelangkaan Oksigen di sejumlah agen isi ulang oksigen di Bandar Lampung hingga saat ini masih terjadi, semenjak lonjakan kasus Covid-19 dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Salah satunya seperti dirasakan Cici, pemilik agen isi ulang tabung oksigen yang berada di Jalan Tamin Gang Merpati Nomor 7, Kelurahan Suka Jawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung.
Ia mengaku, setiap harinya harus antri untuk mendapatkan 10 tabung oksigen dengan besar kapasitas 6 m³.
"Suami saya antri di gudang Natar dari subuh dan baru pulang jam 12.00 WIB siang. Sesampainya di rumah jam 16.00 WIB sudah habis oksigen nya," kata Cici, saat ditemui kupastuntas.co di rumahnya, Senin (26/7/2021).
Cici mengaku, kemarin sempat tidak mendapatkan jatah oksigen sama sekali, namun hari ini baru mendapatkan. Untuk harga, tabung Oksigen kecil ukuran 1 m³ seharga Rp50 ribu, sedangkan untuk tabung besar kapasitas 6 m³ dengan harga Rp100 ribu.
"Antri disini setiap harinya ada sekitar 40 orang, tapi kita hanya melayani 10 orang. Itu ada yang dari isolasi mandiri dan untuk pasien yang di rumah sakit juga ada," paparnya.
Bahkan pada Apotek K24 Tengku Umar, di kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, sudah satu bulan lebih tidak menjual oksigen, lantaran tidak mendapatkan jatah dari gudang Isi ulangnya.
"Kita enggak jual, karena distributor yang biasa kita ambil sudah tidak dikasih jatah lagi. Karena kita swasta, jadi di pending dulu, mereka mengutamakan di Rumah Sakit," kata Penanggungjawab Apotek K24, Andri.
Dengan masih terjadinya kelangkaan oksigen tersebut, Anggota Komisi V DPRD Lampung, Apriliati, menyayangkan hal itu. Namun demikian memang kelangkaan oksigen ini terjadi di mana-mana, bukan hanya di Lampung.
"Saya saja merasakan itu, kemarin pesan di regulator nya saja tidak dapat, harus pesan ke Jakarta yang harganya jutaan itu," ujarnya.
Untuk itu, Ia menghimbau kepada para pengusaha yang bergerak di bidang pengadaan oksigen, agar bersama-sama untuk kemanusiaan mari kedepankan rasa kemanusiaan.
"Kita bantu saudara kita. Untuk kondisi saat ini keuntungan itu bisa nanti di lain waktu jangan mengambil kesempatan ini untuk mencari keuntungan. Inilah yang kita sangat harapkan," terangnya.
Apriliati juga meminta partisipasi semua pihak, termasuk kepolisian untuk mengawal bila terindikasi adanya penimbunan oksigen.
"Tapi saya tidak mau ngarang-ngarang, tapi patut diduga boleh-boleh saja, tapi saya belum menemukan orang menimbun oksigen atau obat khusus Covid-19," timpalnya.
Bagi pemerintah, Ia berharap agar proaktif pada pasien yang sedang isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
"Semestinya ketika masyarakat diarahkan untuk melakukan isolasi mandiri, ada alternatif lain untuk sebagai sarana untuk proses penyembuhan. Kalau dia disuruh isolasi mandiri tapi tidak dikasih apa-apa, itu akan menambah beban. Artinya konsep isolasi mandiri itu dia tidak dirawat di rumah sakit tapi di rumah itu ada ada yang merawatnya dan ketersediaan obat-obatan maupun oksigen nya terjamin," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : PENDONOR PLASMA KONVALESEN DI LAMPUNG MASIH MINIM
Berita Lainnya
-
Anggaran Tenaga Ahli Bappeda Lampung Tembus 602 Juta, Biro Pemerintahan dan Otda 360 Juta
Selasa, 01 Juli 2025 -
Kejati Lampung Tetapkan Pembeli Tanah Kemenag di Natar Tersangka Kasus Dugaan Korupsi
Senin, 30 Juni 2025 -
Tekan Angka Putus Sekolah, Pemprov Luncurkan Sekolah Rakyat dan Program Lampung Mengajar
Senin, 30 Juni 2025 -
Jumlah Lulusan Masuk PTN Turun, Disdikbud Lampung Minta Peran Aktif Orang Tua dan Sekolah
Senin, 30 Juni 2025