• Sabtu, 20 April 2024

Metro Darurat Oksigen, Dirut RSUD Ahmad Yani Angkat Tangan

Jumat, 30 Juli 2021 - 16.15 WIB
854

Plt. Direktur RSUDAY Metro dr. Hartawan didampingi jajaran pejabat RS setempat dalam konferensi Pers yang berlangsung di kantor RSUD Ahmad Yani Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani (RSUDAY) Metro mengaku angkat tangan atas persoalan keterbatasan oksigen yang dinilai darurat. Hal tersebut disampaikan Plt. Direktur RSUDAY Metro dr. Hartawan dalam konferensi Pers yang berlangsung di kantor RS setempat, Jumat (30/7/2021).

Konferensi Pers yang digelar tersebut menindaklanjuti kabar viral atas meninggalnya Yohanes Erlangga (27) warga Jalan Banteng RT 39 RW 15, Kelurahan Hadimulyo Timur, Kecamatan Metro Pusat diduga akibat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan pada sejumlah Rumah Sakit di Metro.

dr. Hartawan mengaku terdapat keterbatasan oksigen di rumah sakit setempat. Namun pihak rumah sakit membantah terkait penolakan penanganan pasien.

"Kejadian kemarin memang pasien betul datang ke RSUAY sekira pukul 14.30 WIB. Kondisi saturasi oksigen pasien waktu itu hanya 50 persen. Kalau kita kondisi normal ini kan saturasi oksigennya diatas 90 persen. Jadi memang betul-betul dia membutuhkan oksigen," kata dr. Hartawan.

dr. Hartawan mengaku dilema lantaran hanya terdapat dua pilihan dalam upaya penanganan pasien. Pertama jika pasien diterima, namun tidak bisa mendapatkan oksigen. Sedangkan jika tidak mendapatkan oksigen keluarga pasien akan mengajukan komplain.

"Kalau kita terima nanti di Ahmad Yani, di UGD dia tidak akan dapat oksigen. Kalau dia tidak dapat oksigen, jelas keluarga akan lebih komplain. Jadi dilemanya dua, apakah mau kita tidak terima dengan kondisi penyampaian bahwa memang kondisi oksigen kita kosong," ujarnya.

"Atau kita terima dengan keluarga komplain, ngapain terima karena oksigen kosong. Akhirnya kondisi memberatkan pasien. Itulah yang menjadi dilema bagi kita. Karena oksigen kita bener-bener yang tersegel kosong. Jadi bukan menolak," lanjutnya.

Dirinya juga mengatakan, pasien Covid-19 yang ditangani RSUDAY penuh sehingga tak dapat menampung Yohanes. Selain itu, kondisi oksigen juga benar-benar kritis bahkan di ruang IGD terdapat 27 pasien, sementara oksigen yang terpakai ada 24.

"Artinya ada 3 pasien yang tidak menggunakan oksigen. Sedangkan di ruang isolasi ada 43 pasien Covid-19 yang sudah menggunakan oksigen," ujarnya. 

Diakuinya, masalah ketersediaan oksigen merupakan masalah nasional. Masalah oksigen tersebut juga kata dia, betul-betul menguras pikiran dan menyebabkannya stres.

"Karena oksigen ini kita benar-benar berlomba-lomba. Kita ada dua rekanan di Lamteng dan Natar. Kita juga ke PT Pusri Palembang. Tapi kita harus berpacu dengan waktu. Karena pasien Covid kami tidak berhenti. Sedangkan kebutuhan oksigen yang ada hanya cukup untuk pasien yang dirawat," paparnya. 

Dirinya juga menyebutkan, stok di Natar yang biasanya banyak. Akan tetapi saat kejadian yang di Natar pada saat itu ada demontrasi. Sehingga menghambat kedatangan oksigen. 

"Biasanya maksimal pukul11 pagi datang, tapi karena ada demo di Natar yang meminta keluarga berebut oksigen,  akhirnya truk-truk yang sudah MoU (bekerjasama, red) dengna rumah sakit itu tidak bisa keluar. Kondisi itu yang membuat adanya keterlambatan oksigen," tandasnya.

Sementara itu, Walikota Metro Wahdi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp menegaskan, bahwa meski terdapat keterbatasan oksigen namun tidak menggangu pelayanan kesehatan.

"Wajib pemerintah melindungi masyarakat. Saya tekankan tidak ada penolakan pasien apapun di RS. Ada keterbatasan oksigen secara Nasional, pun tidak menyebabkan gangguan dalam pelayanan kesehatan," tulisnya. 

Ia juga menyampaikan, banyaknya Tenaga Kesehatan (Nakes) yang terkonfirmasi mengharuskan Pemkot menjgaa nakes dan tenaga sukarela. 

"Banyaknya nakes yang terkonfirmasi dan beberapa yang meninggal menjadikan kita tentu harus juga bertoleransi. Upaya menjaga nakes dengan beberapa tenaga sukarela yang sudah saya bentuk. Membentuk tim siaga oksigen metro (om), tim data dol (olah dan lapor), tim vaksin, tim pemantau obat, Satgas kelurahan dan kecamatan, 22 KTN, Peduli sosial, dll," pungkasnya. (*)

Video KUPAS TV : CAFE TOKYO SPACE BANDAR LAMPUNG DISEGEL

Editor :