• Minggu, 29 Juni 2025

Curhat Sopir Angkot di Masa Pandemi Covid-19, Sehari Cuma Dapat Rp 50 Ribu

Kamis, 12 Agustus 2021 - 13.57 WIB
1k

Angkutan umum (angkot) yang sedang ngetem menunggu penumpang di dekat ramayana mall. Foto: Gamelaga/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pandemi Covid-19 hampir dua tahun sudah menerjang roda perekonomian masyarakat khususnya mereka yang ada di kalangan menengah ke bawah. Salah satu pekerjaan yang jelas terdampak dari pandemi adalah Sopir angkutan umum (angkot). 

Sopir angkot terkena imbas pandemi karena kurangnya penumpang yang menggunakan jasa angkutan umum yang mereka bawa disebabkan sepinya anak sekolah ataupun pekerja yang biasa menaiki angkot juga penerapan kebijakan PPKM yang menambah macetnya penghasilan mereka. 

Agus (29) yang sudah 2 tahun menjalankan profesi sebagai supir angkot jurusan simpang Galih-Ramayana merasakan betul dampak buruk adanya covid-19. 

Dirinya yang biasa dapat menghasilkan 200 ribu per hari Sebelum pandemi covid-19 kini hanya mampu membawa uang 50 ribu saja dari hasil menarik angkot. Ditambah lagi dirinya harus menyetor uang setoran kepada sang pemilik angkot yang ia kendarai. 

"Sebelum pandemi bisa dapat 200 ribu. 50 ribu setor ke pemilik angkot. Sekarang satu hari hanya 50 ribu. 20 ribu disetor 30 ribu untuk saya," ujar Agus (12/8/2021). 

Beruntungnya sang pemilik angkot memahami situasi pandemi saat ini sehingga tidak memberatkan Agus untuk mengejar setoran dari hasil menarik angkot. 

Agus berharap agar kondisi seperti ini jangan terus dibiarkan dan dikembalikan seperti sedia kala atau normal karena kondisi ini menyulitkan dirinya untuk mendapatkan penumpang. 

Nasib yang sama juga dirasakan oleh supir angkot jurusan Teluk Betung-Tanjung Karang Ruslan (52) yang juga harus menalan kenyataan pahit jika pendapatan dirinya sebagai supir angkot berkurang drastis. Situasi ini menjadi kondisi paling buruk selama 10 tahun dirinya bekerja sebagai supir angkot.

Selain menjadi supir angkot dirinya juga anggota dari Persatuan Pengemudi Pemilik Angkot Bandar Lampung (P3BL) bagian koordinasi lapangan atau Korlap. 

Selama masa pandemi dan PPKM di Kota Bandar Lampung dirinya mengaku penghasilan yang ia dapat menurun lebih dari 50 persen. Dalam 1 hari ia hanya bisa dapat 20 hingga 50 ribu rupiah saja berbanding jauh dengan masa sebelum pandemi sebesar 100-200 ribu per harinya. 

"Selama pandemi susah sudah tidak bisa dibilang lagi. Pendapatan benar2 berkurang lebih dari 50 persen. Pendapatan gak menentu di masa sekarang ini kadang 20 kadang 50 ribu  maksimal sudah bagus kadang tidak dapat," terangnya. 

Ia juga harus menyetor uang kepada sang pemilik angkot karena dirinya hanya sebagai sopir angkot. Di masa pandemi ini dirinya mengaku membayar setoran tidak menentu karena sulitnya mendapat penumpang. 

"Setoran gak karuan kadang 30, 50 ribu atau kadang gak ada sama sekali," terangnya. 

Ruslan juga hanya mengandalkan penghasilan dari menarik angkot sehingga kebijakan PPKM selama pandemi membuat dirinya semakin kesulitan. Ditambah lagi adanya penyekatan jalan membuat dirinya terpaksa haru mencari jalan memutar ketika sedang menarik angkot. 

Ia meminta agar PPKM segara diberhentikan dan kondisi dikembalikan seperti sedia kala namun tetap menegakan protokol kesehatan bagi semua masyarakat sehingga dirinya dan para supir angkot lainnya bisa mendapatkan penghasilan seperti biasa. (*)

Video KUPAS TV : VAKSINASI DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK MEMBLUDAK

Editor :