• Kamis, 17 Juli 2025

Integrasi Pelabuhan dari Gerbang Sumatera ke Penjuru Nusantara

Kamis, 19 Agustus 2021 - 18.04 WIB
385

Proses pengangkutan bungkil sawit dari truk ke kapal untuk diekspor ke beberapa negara, di Pelabuhan Panjang, Kamis (19/8/2021). Foto: Erik/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Berlokasi strategis di gerbang pulau Sumatera yakni Provinsi Lampung serta berhadapan langsung dengan lautan lepas, membuat distribusi barang yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Corporation (IPC) Panjang bisa lebih cepat.

Atas hal itulah yang menjadikan Pelindo II Panjang sebagai salah satu pelabuhan di Indonesia kelas utama tipe B. Demikian itu disampaikan Supervisor Humas dan Pelayanan Pelanggan IPC Panjang, Frans Radian, Kamis (19/8/2021).

Bahkan untuk menjaga mata rantai perekonomian secara nasional dan terciptanya upaya sinergisitas dan integrasi antar Pelabuhan Indonesia, pemerintah pusat akan menggabungkan instansi Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV.

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, Perluas Digitalisasi

Dalam menunjang peningkatan kualitas kinerja, Frans menerangkan bahwa hingga kini Pelindo II Panjang terus memperluas penerapan digitalisasi di setiap aktivitas pelayanan kepelabuhanan. Sistem digitalisasi kepelabuhanan ini sudah mulai dilaksanakan sejak Februari 2019.

“Ini menjadi pilot project. Kita ada E-Service berkaitan dengan permintaan kapal oleh customer, E-Payment, termasuk auto gate system, dengan satu kali tap langsung ter-input dengan instansi Bea Cukai,” jelas Frans

Semua itu menurutnya bertujuan untuk mempermudah customer baik dalam pengajuan permintaan kapal maupun pengajuan lainnya. Sehingga memangkas birokrasi yang sebelumnya dilaksanakan secara manual.

Selain itu, penerapan sistem digitalisasi juga dapat meminimalisir terjadinya pungutan liar (Pungli) oleh petugas, karena pelayanannya tidak terjadi pertemuan langsung antara customer dengan petugas pelabuhan.

“Tujuannya untuk mempermudah bagi pengguna jasa dalam hal ini customer. Karena kita memberikan pelayanan yang terbaik untuk customer, kita sangat menghargai pelanggan. Kita juga mendukung program pemerintah dalam pemberantasan Pungli,” ucapnya.


Bahkan dikatakannya, kini Pelindo II Panjang tengah mengembangkan sistem digitalisasi berupa aplikasi IPCHUB/IHUB pada pelayanan Terminal Peti Kemas.

IHUB merupakan sebuah platform tunggal yang menyatukan seluruh layanan kepelabuhanan, dengan tujuan untuk memudahkan para pengguna jasa dalam melakukan transaksi tanpa harus berpindah aplikasi.

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur permintaan layanan Receiving and Delivery, E-Payment, E-Billing, serta Truck Management. IHUB dapat memudahkan pengguna jasa melakukan pelacakan container melalui perangkat mobile phone.

“Sistem digitalisasi berpengaruh pada trafik kapal dalam pengiriman barang, yang tadinya mereka terschedule, jadi on time. Jadi ada kepastian waktu. Kalau tadinya manual kan kita harus menunggu pejabat untuk tanda tangan agar mendapatkan pelayanan,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan, trafik pengiriman barang ekspor non peti kemas dari Pelindo II Panjang dalam beberapa tahun terakhir, yakni dimulai tahun 2017 total keseluruhan sebanyak 2.631.903 ton, tahun 2018 sebanyak 2.743.865 ton, tahun 2019 sebanyak 2.427.126 ton, tahun 2020 sebanyak 1.908.140 ton, dan triwulan 1 tahun 2021 sebanyak 629.441 ton.

Terdapat 102 pelabuhan di 27 negara yang menjadi tujuan pengiriman barang ekspor dari Pelindo II Panjang, yakni Cina, New Zealand, Filipina, Singapura, Lithuania, Argentina, Australia, Thailand, Malaysia, Hongkong, Amerika Serikat, Jerman, Afrika Selatan.

Selanjutnya Vietnam, Mesir, Brasil, India, Tunisia, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Sri Lanka, Arab Saudi, Algeria, Spanyol, Yunani, dan Maurituis.

“Pandemi Covid-19 ini pengaruhnya ada, trafik nya menurun tetapi terhadap ekspornya kami mulai meningkat,” ujarnya.

Sementara trafik pengiriman barang impor non peti kemas yang masuk di Pelindo II Panjang sejak tahun 2017 sebanyak 1.704.425 ton, tahun 2018 sebanyak 1.854.799 ton, tahun 2019 sebanyak 1.476.941 ton, tahun 2020 sebanyak 1.222.891 ton, dan triwulan 1 tahun 2021 sebanyak 758.588 ton.

Dia menyebut, pemerintah juga mendukung apa yang diperlukan oleh Pelindo II Panjang, salah satu pencanangan dari pihaknya yang didukung Gubernur Lampung dengan menyurat ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah pembangunan akses jalan tol trans Sumatera yang terintegrasi dengan Pelabuhan Panjang.

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, juga sempat menyampaikan beberapa usulan kepada pemerintah pusat untuk pengembangan Pelabuhan Panjang, yaitu pembangunan jalan tol khusus Lematang menuju Pelabuhan Panjang, dan pengaktifan kembali jalur kereta api ke Pelabuhan Panjang.

Hal ini dinilai perlu dilakukan guna mendukung konektivitas Pelabuhan Panjang sebagai pelabuhan internasional.

“Mengingat posisi strategis Provinsi Lampung sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera memberi konsekuensi beban transportasi tinggi,” ujar Arinal. (Erik)


Video KUPAS TV : LAMPUNG TENGAH PILOT PROJECT PENGEMBANGAN SAPI BELGIAN BLUE